Polemik Pengunduran CEO Ruang Guru dari Stafsus Presiden
Wakil Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay menilai keputusan Adhamas Belva Devara mengumumkan pengunduran diri sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo belum tentu menghilangkan polemik di tengah masyarakat terkait dengan respons terhadap pemilihan Ruangguru yang ditunjuk sebagai mitra pelaksana Kartu Prakerja.
"Pengunduran diri itu belum tentu serta-merta akan menghilangkan polemik dan perdebatan di publik. Masalahnya, polemik itu sendiri muncul sebagai respons terhadap pemilihan Ruangguru yang ditunjuk sebagai mitra pelaksana Kartu Prakerja," kata Saleh di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, di dalam surat pengunduran diri itu dijelaskan ada kaitannya dengan proses verifikasi mitra Kartu Prakerja, di luar itu isinya surat lebih pada ucapan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah memberikan kesempatan kepadanya sebagai staf khusus presiden.
Saleh menilai penunjukan Ruangguru sebagai mitra pelaksana Kartu Prakerja dianggap masyarakat sebagai hal yang luar biasa karena posisi Belva adalah CEO Ruangguru sekaligus Staf Khusus Presiden.
"Ada teman yang bilang, sayang sekali dia mundur, katanya, kalaupun mundur, tetap saja polemik tidak selesai. Bahkan, orang akan mengatakan bahwa dia hanya mundur beberapa langkah untuk maju triliunan langkah," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat menilai penunjukan Ruangguru dianggap tidak pantas dan ada kesan penunjukan itu tidak objektif.
Anggota Komisi IX DPR itu menilai kesan tersebut wajar karena pada saat penunjukan Ruangguru, Belva masih berstatus aktif sebagai staf khusus presiden.
"Kalau mundur seperti ini, bisa jadi orang malah menyangka bahwa ada sesuatu yang tidak wajar, bahkan ketidakwajaran itu ditunjukkan sikap Belva sendiri. Buktinya tidak wajar, dia mengundurkan diri, kalau semua sesuai dengan aturan, 'kan tidak perlu mengundurkan diri," katanya.
Saleh mengatakan bahwa sejak awal masyarakat tidak mempersoalkan soal posisi Belva sebagai Staf Khusus Presiden RI. Namun, yang dipersoalkan adalah penunjukan lembaganya sebagai mitra Kartu Prakerja.
Menurut dia, kalau itu masalahnya, lebih pada penunjukan Ruangguru yang dijelaskan secara terbuka sehingga semua orang menilai bahwa itu wajar dan tidak perlu dipersoalkan.
“Saya menghargai keputusan mundurnya Belva sebagai staf khusus kepresidenan. Permohonan pengunduran diri itu adalah haknya, dalam hal ini, Presiden telah memberikan persetujuan atas permohonan mundur tersebut," katanya.
Sebelumnya, CEO Ruangguru Adhamas Belva Devara mengumumkan pengunduran diri sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo pada hari Selasa.
"Berikut ini saya sampaikan informasi terkait dengan pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden. Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020 dan disampaikan langsung kepada Presiden pada tanggal 17 April 2020," kata Belva melalui akun Instagram miliknya pada hari Selasa.
Belva mengakui pengunduran dirinya dipicu dengan keikutsertaan perusahaan miliknya Ruang Guru dalam program Kartu Prakerja yang mendapat banyak kritik dari masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan. Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.