Malam Tahlil untuk Masjid Assakinah di Balai Pemuda
Di tengah hiruk pikuk kota Surabaya ketika malam, ada sekelompok orang yang memanjatkan doa terus menuntut pertanggungjawaban pemerintah menyusul dibongkarnya Masjid Assakinah di Komplek Balai Pemuda, Surabaya.
Adalah Komunitas Bambu Runcing Surabaya (KBRS) bersama puluhan orang lainnya, pada Kamis, 2 November 2017, malam, menggelar aksi keprihatinan atas dibongkarnya salah satu masjid yang berada di tengah kota Surabaya.
"Ini adalah bentuk reaksi kami, untuk tetap menjaga Masjid Assakinah," ujar Hasanudin, salah satu koordinator aksi.
Istighosah dan Tahlil keprihatinan mereka panjatkan. Saat ini, doa adalah senjata yang ampuh bagi mereka untuk melawan.
"Dengan bentuk doa, supaya bisa menyentuh hati para pengambil kebijakan disana, agar jangan main main dengan rakyat, dan doanya rakyat, untuk tak melanjutkan pembongkaran Masjid Assakinah ini," katanya.
Sementara itu, Wawan Hendrianto KBRS, mengatakan, setelah aksi tahlil keprihatinan ini, pihaknya bersama berbagai elemen masyarakat akan kembali memfungsikan Masjid Assakinah yang kini kondisinya masih tertutup puing-puing pembongkaran, untuk dibersihkan dan digunakan kembali sebagai tempat ibadah.
"Kami akan bersihkan, nanti dipel lalu kami lakukan sholat berjamaah," ujarnya.
Hasanudin menambahkan, persoalan masjid ini bukanlah persoalan segilintir orang, tapi persoalan seluruh masyarakat Surabaya.
"Masjid ini bagian dari sejarah masyarakat Surabaya, karena berada dalam komplek Balai Pemuda yang merupakan peninggalan era kemerdekaan," tandasnya.
Masjid Assakinah adalah masjid resmi, dibangun oleh Pemkot dan diresmikan oleh walikota Sunarto Sumoprawiro bulan Juli 1997. Sebelumnya, masjid Assakinah berdiri di atas tanah yang sekarang berdiri kantor DPRD Surabaya. Sebelum masjid itu dibongkar tahun 1996, Pemkot membangun masjid di sisi utara gedung utama Balai Pemuda.
Kini kantor DPRD akan diperluas dengan membangun gedung delapan lantai, di atas tanah bekas bangunan Assakinah. Tetapi pembongkaran masjid saat ini tanpa lebih dahulu dibangun masjid pengganti. (frd)