Polemik Iuran Keamanan Rp35 Juta, RW Tompotika Klaim Tak Terima Uang Petra
Polemik iuran keamanan sebesar Rp35 juta per bulan yang harus dibayar pihak sekolah Petra Surabaya, untuk keamanan Rukun Warga (RW) di kawasan Manyar Tompotika, Kelurahan Manyar Sabrangan, Kecamatan Mulyorejo, akhirnya menemui titik terang. Mediasi dipimpin langsung oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi.
Ketua RW 4 Manyar Tompotika, Lilik Aljufri mengatakan, hasil mediasi berbuah kesepakatan, yakni sekolah Petra akan mengurus sendiri wilayah dan keamanan di sekitar sekolah. Hasil terbaik ini yang diinginkan semua pihak.
"Kami ini mau yang terbaik. Kami ini mau kekeluargaan karena Petra ini bukan baru satu dua tahun ada di sini, sudah 40 tahun yang berdampingan dengan kami," ucapnya seusai mediasi, Senin 5 Agustus 2024.
Lilik menerangkan, pihak sekolah Petra sebenarnya menitipkan pembayaran iuran keamanan kepada pihak RW sebesar Rp32 juta. Ketiga RW lainnya pun sama-sama menyetorkan iuran keamanan dengan nilai yang sama kepada bendahara keamanan.
"Jadi Petra menyetor kepada kami itu Rp32 juta. Kami Rp32 juta, dan 2 RW lainnya juga Rp32 juta karena di sini ada tiga RW plus Petra. Jadi, kami menerima uang Rp128 juta," paparnya.
Selanjutnya, pihak RW berusaha untuk menaikkan iuran keamanan menjadi Rp35 juta per bulannya, dengan alasan untuk meningkatkan honorarium bagi para petugas keamanan yang dipekerjakan.
Namun, pihak Petra mempermasalahkan rencana tersebut dan merasa keberatan dengan adanya kenaikan terhadap anggaran keamanan.
"Kenapa menaikkan Rp35 juta karena satpam kami yang awalnya digaji Rp2,7 juta dinaikkan menjadi Rp3 juta, Rp3 juta itu pun kami anggap global saja karena di samping itu kan ada kebutuhan lain, Rp3 juta dikali empat dapat Rp120 juta, Rp120 juta ada sisa Rp8 juta, Rp8 juta itu (masuk ke) uang kas untuk ada (keperluan) lain-lain, seperti BPJS, tapi kan itu tidak terjadi," jelasnya.
Lilik juga menerangkan, Petra masih membayar iuran keamanan sampai bulan Februari 2024 silam dan sejak Maret 2024 sampai sekarang, Petra sudah tidak bayar karena merasa keberatan dengan iuran tersebut.
"Jadi, kami pun sudah ada kesepakatan tidak akan menerima dari Petra dan saya hendak klarifikasi, kami tidak pernah menerima uang dari Petra, satu bulan 140 juta ini untuk 3 RW. Ini tiga RW kami kumpulkan, itu yang kami mau klirkan," pungkasnya.
Seperti diberitakan Ngopibareng.id sebelumnya, Walikota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, mediasi antara pengurus RW Manyar Tompotika dan perwakilan sekolah Petra tersebut telah menghasilkan titik terang, di mana pihak Sekolah Petra tidak membayar iuran keamanan lagi dan memutuskan untuk mengurus wilayahnya secara pribadi.
"Pertemuan tadi semua pihak terbuka dan akhirnya ditarik kesimpulan teman-teman RW mengatakan tidak mau memegang uang itu lagi, yang dulu uangnya dititipkan ke RW, sekarang tidak dititipkan ke RW, langsung dicekel (dipegang) Petra langsung didandani ambek (dibereskan oleh) Petra," paparnya.
Eri Cahyadi juga menjelaskan, Pengurus Sekolah Petra sanggup untuk mengelola wilayah mereka sendiri dan fasilitas umum yang terletak di sekitar kawasan sekolah mereka. Pihak sekolah Petra berkomitmen untuk menjaga delapan pintu, yang terdapat di kawasan Manyar Tompotika, dengan menerjunkan para petugas keamanan, sebagai usaha untuk mengurai kemacetan yang terjadi saat jam berangkat dan pulang sekolah.
Advertisement