Polda Metro Jaya Ungkap Praktik Mafia Karantina bagi WNI dan WNA
Polda Metro Jaya mengungkap adanya praktik mafia terkait aturan karantina bagi WNI dan WNA yang datang dari luar negeri. Dari pengungkapan tersebut diketahui, para mafia ini mengenakan tarif Rp6,5 juta bagi WNI dan WNA yang ingin lolos dari karantina selama 14 hari.
Praktik tersebut terungkap setelah Polda Metro meringkus dua calo berinisial S dan RW, serta pengguna jasa yang berinisial JD.
"Sudah diakui oleh JD, dia sudah yang kedua kali bisa keluar langsung tanpa melalui karantina dan kembali ke rumah dengan imbalan beberapa atau Rp 6,5 juta," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus saat dikonfirmasi, Rabu 28 April 2021.
Hal ini diperkuat setelah polisi mengantongi data transaksi keuangan antara S dan JD. JD sendiri merupakan WNI yang baru pulang dari India dan yang bersangkutan lolos dari karantina dengan bantuan S serta RW.
Dalam menjalankan aksinya, S dan RW ini kerap mengaku sebagai petugas Bandara Soekarno Hatta yang bisa mengurus WNI yang baru pulang dari luar negeri agar tidak perlu menjalani karantina selama 14 hari.
Polisi saat ini terus menelusuri kasus pelanggaran aturan masuk oleh S dan RW, di mana praktik kotor yang dilakukan S dan RW ini diketahui bukanlah yang pertama.
"S ini kenalan JD, yang bersangkutan kenal dan sudah dua kali menggunakan jasa S dan RW," kata Yusri.
Atas perbuatannya, baik S dan RW serta JD kini telah ditetapkan sebagai tersangka atas pelanggaran protokol kesehatan, namun tidak ditahan oleh polisi.
"Kami tidak melakukan penahanan karena ancaman di bawah lima tahun. Tapi proses tetap berjalan," kata Yusri.
Ketiganya kini dijerat dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Tidak tertutup kemungkinan, kata Yusri, adanya tersangka baru dalam kasus tersebut karena pengembangan penyidik oleh Polda Metro Jaya.
"Ini masih kita dalami terus, bagaimana modus-modusnya, mekanismenya seperti apa, karena ini sepertinya mulai berkembang lagi, tim penyidik juga sedang melakukan pengejaran," katanya.
Advertisement