Polda Jatim: Tak Ada Skenario Penyerangan Ulama di Lamongan
Keluarga Nandang Triyana, pelaku penyerangan Pengasuh Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan, KH Hakam Mubarok akhirnya mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, Rabu,21 Februari kemarin. Mereka terdiri dari Ibu (Sriyanah), ayah (Satibi) dan adik (Sri Setyani).
Tiba pukul 12.30 WIB, keluarga Nandang langsung menuju RS Bhayangkara yang berada di kompleks Mapolda Jatim. Ditemani perawat dan Kapolres Lamongan, AKBP Feby DP Hutagalung, mereka langsung menuju ruang rawat inap tahanan di RS Bhayangkara untuk menemui putra sulungnya itu.
Tangis mereka langsung pecah begitu melihat Nandang berada di dalam sel. Triyanah bahkan teriak histeris. Begitu juga dengan adik kandungnya Sri Setyani. Haru dan sedih campur aduk. Ini karena sudah lima tahun mereka berpisah. Sementara mereka harus dipertemukan dengan kondisi seperti itu.
Siang itu, Sriyanah dan keluarga tidak diperkenankan masuk dalam tahanan untuk sekadar memeluk dan mencium, melepas rindu. Mereka hanya diperbolehkan menyapa Nandang melalui pintu terali besi. Nandang, ayo pulang nak, seru Sriyanah sambil memegang erat lengan anak sulungnya itu.
Namun, Nandang tetap saja pasif. Dia hanya diam sambil menghisap rokok, seolah tidak peduli dengan tangis sedih ibu, ayah dan adiknya. Kondisi kejiwaan Nangdang yang terganggu memang membuatnya sering tidak nyambung. Beberapa kali dia bahkan bicara ngelantur. Saya nggak mau pulang. Sekolah disini saja, direskrim. Biar cepat pintar, katanya.
Jawaban itu diucapkan Nandang saat ayahnya Satibi mengajaknya pulang untuk sekolah di kampung halamannya di Cirebon. Mendengar jawaban itu, ibu Nandang, Sriyanah kian histeris dan lunglai. Sehingga perawat rumah sakit terpaksa memapah perempuan renta itu ke atas kursi roda.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, pertemuan keluarga dengan Nandang telah mengungkap fakta penyerangan di Pondok Pesantren di Lamongan beberapa hari lalu. Bahkan, memang tidak ada skenario atau bahkan motif tertentu seperti yang ramai diberitakan.
Anda lihat sendiri faktanya, sehingga tidak ada itu penyerangan, intimidasi atau apapun namanya. Sebab, yang bersangkutan memang mengalami gangguan jiwa. Dia berpisah dengan keluarganya sejak lima tahun lalu,” katanya.
Karena itu, pihaknya dalam waktu dekat akan mengembalikan Nandang kepada keluarganya. Meski begitu, tetap ada pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan. Nanti tim dokter yang akan memberi penjelasan. Masih ada pemeriksaan lanjutan lagi,” tukasnya.
Seperti diberitakan, Minggu, 18 Februari 2018, Nandang menyerang Pengasuh Ponpes Karangasem Paciran Lamongan, KH A Hakam Mubarok. Nanang coba memukul dan mengajak Kiai Hakam berkelahi setelah diminta pergi dari pendopo pesantren. (amr)