Polda Jatim Kerahkan 4.470 Personel saat Operasi Semeru 2024
Menjelang bulan suci Ramadan dan hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) menggelar Operasi Keselamatan Semeru 2024. Mulai Senin 4 sampai 17 Maret 2024. Operasi ini melibatkan 4.470 personel yang bertujuan untuk mengamankan lalu lintas di seluruh penjuru wilayah Jatim.
Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto yang memimpin apel gelar pasukan Operasi Keselamatan Semeru 2024 mengatakan, operasi ini dilaksanakan untuk menjaga kepatuhan dan kesadaran berlalu lintas masyarakat.
"Operasi ini menargetkan delapan prioritas, antara lain penggunaan helm SNI, melawan arus, penggunaan HP saat berkendara, berkendara dibawah pengaruh alkohol, melebihi batas kecepatan, berkendara dibawah umur, penggunaan knalpot brong, dan balap liar," ujarnya, Sabtu 2 Maret 2024.
Irjen Imam menekankan kepada setiap personel yang diterjunkan dalam pelaksanaan operasi ini agar mengusung kegiatan yang preemtif dan preventif secara edukatif dan humanis, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.
"Saya ingatkan kepada anggota, selama kegiatan operasi, tidak diperbolehkan melakukan tindakan kontraproduktif yang dapat menurunkan citra Polri," tuturnya.
Irjen Imam melihat, dengan dominasi korban kecelakaan lalu lintas mayoritas dipegang oleh penduduk usia milenial atau kelompok pelajar, mahasiswa, dan atau pekerja muda, maka edukasi yang intens perlu ditekankan kepada masyarakat, khususnya kepada kaum milenial, agar lebih tertib dalam berlalu lintas sehingga keamanan dan keselamatan masyarakat dapat terwujud.
"Laksanakan kegiatan edukasi kepada masyarakat secara intens, khususnya kepada kaum milenial sehingga dapat menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas," tandas dia.
Oleh karena itu, Operasi Keselamatan Semeru 2024 ini diharapkan dapat meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas di Jawa Timur. Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 14.292 pelanggar tidak memakai helm dan 719 pelanggar melakukan perbuatan melawan arah serta kurang lebih 5.000 jiwa melayang karena lakalantas.