Polda Jatim Kerahkan 1.400 Personel Jelang Pelantikan Presiden
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) menyiagakan sebanyak 1.400 personel untuk mengantisipasi adanya demonstrasi. Itu dilakukan menjelang acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019 - 20124
Pengerahan personel tersebut, dimaksudkan sebagai antisipasi adanya demonstrasi jelang dilantiknya pasangan kepemimpinan pemerintahan RI, pada Minggu 20 Oktober 2019 mendatang.
"Kami mengerahkan sebanyak 1.400 personel yang tersebar di masing-masing Polres di Jatim," terang Wakapolda Jatim, Brigjen Pol, Toni Harmanto, pada Selasa, 15 Oktober 2019, di Mapolresta Malang.
"Kami tetap mewaspadai aksi-aksi atau kegiatan dari kelompok ataupun individu yang bisa berimplikasi pada keamanan pelantikan Presiden. Kami berharap agar masyarakat juga membantu," ujar Alumni Akpol tahun 1988 tersebut.
Toni juga berharap di Jatim tidak ada demonstrasi yang dilakukan jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden nanti.
"Tapi yang jelas, kami akan terus siap siaga apabila nantinya ada demonstrasi," terangnya.
Maka dari itu, secara langsung, Toni memantau proses simulasi pengamanan jelang pelantikan Presiden yang dilakukan oleh Polresta Malang di depan Balai Kota setempat.
Dari pantauan ngopibareng.id, terlihat ratusan personel polisi dikerahkan serta beberapa alat keamanan juga dikeluarkan.
Beberapa di antaranya adalah satu unit kendaraan Water Cannon, dua ekor anjing pelacak, kawat berduri serta tongkat dan tameng.
Dalam simulasi tersebut, diceritakan bahwa puluhan demonstran menolak pelantikan Presiden terpilih dan melakukan aksi di depan Balai Kota Malang.
Para demonstran berusaha untuk menduduki Balai Kota dengan terus mencoba membobol barikade kepolisian.
Tak ketinggalan di belakang barikade tersebut, anggota Polwan memakai kerudung putih melantunkan Asmaul Husna untuk meredam ketegangan.
Karena massa aksi tak bisa terkendali, dari barisan belakang dengan membawa tameng dan pentungan, anggota kepolisian mencoba meredam para demonstran.
Massa aksi terlihat semakin beringas dengan melempari personel kepolisian menggunakan plastik berisi air. Untuk mengurai massa aksi, disiagakan dua ekor anjing pelacak dan satu buah kendaraan Water Cannon untuk mengurai massa aksi.
Setelah itu, massa aksi dipukul mundur dari wilayah Balai Kota Malang. Disusul dengan pemasangan kawat berduri untuk memagari areal Balai Kota, sehingga massa aksi tidak bisa masuk.
Akhirnya, aksi membubarkan diri. Acara tersebut juga turut dihadiri Sekretaris Daerah Kota Malang, Kapolresta Malang, DPRD Kota Malang.