Polda Jatim Angkat Suara Terkait Kasus Pernikahan Sesama Jenis
Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) angkat bicara terkait kasus seorang wanita asal Surabaya, Ida Susanti yang diduga menjadi korban penipuan dalam pernikahan. Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto mengatakan, kasus tersebut sudah dalam penyidikan. Menurutnya, kasus tersebut adalah kasus lama dan berujung saling lapor antara Ida Susanti dan Nardinata Marshioni Suhaimi.
"Kasus lama. Kasus rumah tangga berujung saling lapor, antara Ida Susanti dan Nardinata Marshioni Suhaimi," kata Dirmanto dihubungi via seluler, Jumat, 29 September 2023.
Kombes Pol Dirmanto menjelaskan, Ida Susanti melaporkan Nardinata atas pemalsuan identitas pada Agustus 2002.
"Lalu pada tahun 2003 ada laporan balik dari Nartadinata yang melaporkan Ida Susanti ke Polrestabes Surabaya terkait perusakan barang atau properti dengan vonis percobaan 6 bulan," ujar Dirmanto. Lanjutnya, Ida kembali mengajukan gugatan perdata di PN Kota Surabaya pada 6 Juni 2023.
Menurut Dirmanto, pihaknya sudah melalukan pemanggilan kepada Ida Susanti terkait kasus ini pada 30 Agustus 2023 lalu.
Terkait viralnya konten medsos TikTok mengenai cerita Ida, Dirmanto menyebut, Ida ingin PN Surabaya mengabulkan gugatan perdata yang diajukan. "Intinya yang bersangkutan memviralkan konten medsos dengan harapan agar PN Surabaya mengabulkan gugatan perdatanya," paparnya.
Dalam kasus ini, Dirmanto mempertanyakan kenapa kasus yang terjadi tahun 2000 dilaporkan pada tahun 2002. "Catatan dan tanda tanya. Nikahnya tahun 2000 sekitar bulan Juli, lha kok baru lapor 2002. Dua tahun itu waktu yang lama," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, nasib nahas dialami seorang wanita asal Surabaya, Ida Susanti. Perempuan 59 tahun ini diduga menjadi korban penipuan dalam pernikahan, kekerasan dalam rumah tangga dan tragisnya tak mendapatkan keadilan dari pihak berwajib selama 21 tahun.
Ida biasa disapa harus bertahan dalam pernikahan meskipun mengetahui bahwa suaminya yang dikira pria tulen adalah seorang perempuan. Ia melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan.
Ditemui di salah satu cafe di Surabaya, Ida menceritakan, dirinya bertemu sosok sang suami yang bernama Nardinata Marshioni Suhaimi lewat seorang teman yang mengenalkan, pada tahun 2000. Ida tertarik pada sosok Nardinata karena sosoknya yang pintar dan lulusan Australia.
Singkat cerita, tiga pekan setelah berkenalan atau tepatnya pada 31 Juli 2000, keduanya memutuskan untuk menikah. Ida tak merasa curiga karena Nardinata memiliki ciri fisik seperti seorang laki-laki pada umumnya, dari mulai gerak-gerik, suara hingga logat bicara, yang paling meyakinkan Nardinata tak memiliki payudara karena telah melakukan operasi.
Rupanya, setelah mencoba menerima kondisi. Ida tetap mendapatkan perlakukan dan kekerasan dari suami perempuannya. Hingga pada tahun 2002, Ida melakukan laporan pertama dengan tuduhan pemalsuan identitas.
Advertisement