NataLampion, Perayaan Natal ala Tionghoa di UK Petra Surabaya
Sebanyak 358 lampion berwarna merah dan kuning dirangkai menjadi pohon natal. Tingginya mencapai 7,5meter. Pohon natal yang tersusun dari ratusan lampion ini ini dipamerkan di perpustakaan Universitas Kristen Petra (UK Petra) di lantai 6. Pameran pohon Natal terbuat dari lampion ini sekaligus untuk menyambut Hari Raya Natal 2019.
"Setiap tahunnya kami ingin menghadirkan sesuatu yang baru. Untuk tahun ini kami memilih nuansa China yang identik denga lampion," kata Dian Wulandari, Kepala Perpustakaan UK Petra.
Dian mengungkapkan, memilih lampion bukan tanpa alasan. Lampion berwarna merah yang digunakan menunjukan semangat, antusiasme, kebahagian dan keberuntungan.
"Sedangkan untuk lampion warna kuning dipilih karena melambangkan kesetiaan, kesungguhan dan kesucian," jelasnya.
Menurut Dian, lampion ini sendiri identik dengan perayaan tahun Baru Imlek bagi masyarakat etnis Tionghoa. Artinya ada harapan di tahun yang baru. Sehingga ketika Kristus lahir ke dunia agar semua orang memiliki pengharapan dan optimis akan keselamatan kekal dengan percaya padanya.
"Untuk itu warna lampion ini menjadi simbol atas pengharapan tersebut," imbuhnya.
Pohon Natal yang disusun dari lampion ini mereka sebut sebagai NataLampion. NataLampion ini juga dijadikan sebagai pengingat pengharapan hakiki di dalam Yesus Kristus. Dian berharap segenap civitas UK Petra semakin meneladani Kristus dalam Natal.
Selain sebagai pengingat Kristus dan Natal, NataLampion ini juga dimanfaatkan untuk dekorasi ruang perpustakaan UK Petra Surabaya. Saat memasuki perpustakaan suasana Chinesse begitu terasa dengan hadirnya lampion di sudut-sudut ruangan. Ruangan menjadi lebih semarak. Untuk mendapatkan suasan yang seperti itu, ternyata membutuhkan waktu yang panjang. Dian mengklaim jika pengerjaan NataLampion itu hanya membutuhkan waktu sepekan untuk membuat.