Pohon Natal Raksasa di Paroki Santo Vincentius A Paulo: Perpaduan Doa, Harapan, dan Kasih
Identiknya, masyarakat umat Kristiani maupun gereja-gereja di Indonesia memasang pohon Natal dengan miniatur pohon cemara yang bisa dipakai berulang kali. Juga dihias sesuai dengan selera masing-masing pada bulan Desember.
Tak jarang, keberadaan pohon Natal tersebut hanya menjadi hiasan atau pajangan semata sepanjang perayaan peringatan kelahiran Yesus Kristus. Kehadirannya dianggap tidak banyak memberikan kesan dan pesan yang berarti bagi jemaat.
Pada perayaan Natal tahun ini, Gereja Katolik atau Paroki Santo Vincentius A Paulo (SVAP), Jalan Widodaren, Sawahan, Surabaya menghadirkan sebuah pohon Natal raksasa yang tidak hanya mengagumkan dari segi visual saja, tetapi juga sarat makna.
Pohon Natal setinggi lima meter tersebut unik karena terbuat dari berbagai perabotan rumah tangga dan rohani yang disusun dengan penuh kasih dan kepedulian, dalam rangka menyambut umat dalam perayaan Natal tahun ini.
Ketua Panitia Natal Paroki SVAP, Paula Sri Rahayu, menjelaskan bahwa tema pohon Natal tahun ini di SVAP adalah "Doa, Harapan, dan Kasih". Menurut Paula, tema tersebut dipilih dengan tujuan untuk memberikan arti lebih bagi umat.
"Di atas pohon Natal ini, kami tempatkan benda-benda rohani seperti patung Bunda Maria, salib suci, dan rosario, yang nantinya akan dihadiahkan kepada umat sebagai simbol kedekatan dengan Tuhan," ujar Paula.
Namun, yang membedakan pohon Natal ini dari pohon Natal pada umumnya adalah tambahan berbagai peralatan rumah tangga. Paula menjelaskan, berbagai peralatan rumah tangga yang terpasang di pohon Natal tersebut menjadi simbol kasih dan harapan bagi umat pada peringatan Natal tahun ini.
"Kami ingin memberikan sesuatu yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga bermanfaat. Di bawah pohon ini, ada berbagai peralatan dapur seperti sutil, centong, wajan, panci, bahkan kulkas, televisi, magic com, dan sepeda. Ini semua akan dibagikan kepada umat pada Misa Vigili dan Misa Raya sebagai tanda syukur dan berbagi," kata Paula.
Pohon Natal tersebut, lanjut Paula, yang terbuat dari perabotan rumah tangga dan alat rohani, tersebut berjumlah 911 item yang akan dibagikan kepada seluruh umat. "Jumlah ini terdiri dari 911 alat, termasuk kulkas dan 6 unit sepeda. Kami berharap ini bisa membawa kebahagiaan dan harapan bagi umat yang hadir," tambah Paula.
Mengenai mekanisme pemberian hadiah, Paula menjelaskan, pembagian hadiah tersebut akan dilakukan dengan sistem kupon yang dibagikan kepada umat saat Misa. "Pada Misa, setiap umat akan menerima kupon, dan jika beruntung, mereka bisa mendapatkan hadiah seperti televisi atau kulkas. Kami berharap umat tetap membawa kuponnya, karena hadiah ini akan kami serahkan pada tanggal 6 Januari mendatang, saat Pesta Tiga Raja," jelas Paula.
Lebih jauh, Paula mengungkapkan harapannya agar kehadiran pohon Natal tersebut menjadi simbol harapan dan semangat baru bagi umat Paroki SVAP. "Kami berharap umat semakin dekat dengan Tuhan, semakin rajin berdoa, dan menyambut Natal dengan penuh sukacita. Semoga pohon Natal ini menjadi simbol kasih yang nyata, membawa berkat bagi setiap keluarga," tuturnya.
Pohon Natal dengan tema "Doa, Harapan, dan Kasih" ini bukan hanya sebuah hiasan, melainkan sebuah ungkapan syukur bagi umat yang merayakan Natal, serta sebagai bentuk dukungan terhadap Uskup baru Keuskupan Surabaya RD Agustinus Tri Budi Utomo.
Adapun Romo Didik, panggilan akrab RD Agustinus Tri Budi Utomo telah dipilih oleh Paus Fransiskus sebagai Uskup Surabaya setelah tahta kosong atau sede vacante di Keuskupan Surabaya selama 15 bulan, sepeninggal Mgr Vincentius Sutikno Wicaksono yang meninggal dunia pada 10 Agustus 2023 silam. "Pohon Natal ini juga adalah ungkapan syukur kami atas kehadiran Uskup baru di Keuskupan Surabaya yang menjadi gembala baru kami," tambah Paula.
Dengan cara ini, Paroki SVAP Surabaya tidak hanya merayakan Natal secara tradisional, tetapi juga menciptakan makna yang lebih dalam bagi umat melalui pemberian yang penuh harapan dan kasih.