Pohon Juwet, Koleksi Paling Tua di Kebun Raya Purwodadi
Bagi pecinta tumbuh-tumbuhan, Kebun Raya Purwodadi yang berlokasi di Jalan Raya Surabaya-Malang KM 65, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan selalu menjadi tempat paling tepat untuk meng-upgrade pengetahuan.
Segala jenis tumbuh-tumbuhan khas dataran rendah kering, ada di sini. Maka dari itu, tak salah apabila Kebun Raya ini mampu menjalankan tugas dan fungsi konservasi dan riset dengan baik.
Dengan luas mencapai 85 hektar, Kebun Raya Purwodadi kini memiliki 179 suku atau family, 989 marga, 2049 jenis. Sedangkan total koleksi tanaman mencapai lebih dari 12 ribu pohon.
Matrani, salah satu peneliti di Kebun Raya Purwodadi mengatakan, koleksi tanaman yang dipunyai terdiri dari jenis polong-polongan, anggrek, palem, jambu-jambuan, bambu, paku, buah lokal dan tanaman obat.
Dari puluhan ribu jumlah tanaman, paling dominan adalah Pohon Sengon Putih yang mencapai 20% dari total koleksi tumbuh-tumbuhan. Sedangkan tumbuhan paling tua dan langka adalah Pohon Juwet atau duwet (gamblang) yang keberadaannya susah ditemukan di jaman sekarang.
Pohon Juwet atau dalam bahasa latinnya adalah Syzygium cumini, ditanam di Kebun Raya Purwodadi sejak tahun 1947 yang berarti sudah berumur 73 tahun. Kata Matrani, Pohon Juwet ada di lingkungan nomor satu dan memiliki 2 nomor, di mana satu nomor terdiri dari 3-5 pohon.
“Nomor itu sama dengan KTP kalau seperti kita. Selalu kita pasang nomor, supaya tahu kapan ditanam di sini,” kata Matrani, Selasa, 4 Februari 2020.
Katanya, banyaknya jumlah tanaman di Kebun Raya Purwodadi berasal dari berbagai sumber. Diantaranya sumbangan dari Kebun Raya Bogor dan Bedugul, dan ada juga merupakan tanaman existing atau ditanam oleh penduduk sekitar serta dari Kebun Raya Purwodadi sendiri.
"Tiap bulan kita upgrade seluruh tanaman. Ada yang mati, yang baru dan sebagainya. Setiap tahun, jumlahnya selalu bertambah," katanya.
Sementara itu, meski memiliki banyak koleksi, Kebun Raya Purwodadi memiliki PR (Pekerjaan Rumah) cukup berat. Yakni bagaimana bisa menarik pengunjung untuk datang berwisata ke tempat ini.
Kepala Kebun Raya Purwodadi, Bayu Adjie mengakui bahwa jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya, masih jauh dari harapan. Ia lantas mencontohkan pada tahun 2019 lalu, jumlah pengunjung yang datang ke Kebun Raya Purwodadi dalam setahun hanya 150 ribu orang.
Jumlah tersebut masih tak sebanding dengan Kebun Raya Bogor yang bisa menyedot anemo hingga 600 ribu wisatawan.
Untuk itu, tahun ini, Kebun Raya Purwodadi yang bernaung di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati-LIPI (Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia) mulai melakukan kerjasama dengan pihak swasta.
Tujuannya tak lain untuk membantu dan mengurus, sekaligus mengembangkan kebun raya purwodadi dalam menjalankan 3 fungsi tambahan lainnya, yakni edukasi, jasa lingkungan dan wisata.
"Kita akan lebih profesional dalam mengelola dan mengembangkan Kebun Raya melalui kerjasama dengan swasta, tahun ini," katanya.
Lebih lanjut Bayu menegaskan bahwa saat ini pihaknya sudah membangun teman tematik. Seperti Taman Labirin, Taman Buah Lokal, Taman Paku, Taman Bougenvile, Taman Mexico, Green House Anggrek. Rencananya, tahun ini akan dibangun Taman Evolusi yang menceritakan evolusi tanaman. Mulai dari lumut sampai tumbuhan yang memiliki bunga.
"Kita punya program yang beda dengan yang lain. Bernuansa ilmiah, pendidikan melalui taman tematik. Jadi, pengunjung bisa mempelajari sesuatu hal yang baru dan berkualitas. Sudah ada taman labirin (bergaya prancis) untuk anak-anak sampai dewasa dan mereka bisa menikmati keindahan dan berpetualang," katanya.
Dengan adanya taman-taman tematik plus fasilitas lain seperti Danau Wisata, jajaran pohon janglot hingga kolam renang anak, Bayu berharap Kebun Raya Purwodadi menjadi semakin ramai oleh wisatawan, berwawasan lingkungan, bersih dan memiliki value (nilai) penting sebagai balai konservasi tumbuhan kekinian.
"Kita punya banyak tumbuhan yang langka, menarik, bermanfaat dan perlu kita pelajari dan lindungi. Semoga dengan program yang kita susun ini, menjadikan Kbeun Raya Purwodadi jadi lebih ramai, terkenal, tapi tidak melupakan 5 fungsi dan tugas utamanya," katanya. (sumber: www.pasuruankab.go.id)