PNS, Profesi Idaman dan Gampang Terjerat Hutang
Pegawai Negeri Sipil. Kemudian disingkat menjadi PNS. Sebuah profesi idaman yang bukan main. Dicari, dinanti, didambakan. Malah ada yang sumpah mati untuk sekadar agar bisa menjadi PNS.
Anda PNS? Atau orang-orang dekat Anda jadi PNS? Bagaimana rasanya, prestis bukan? Setidaknya demikian anggapan umum di masyarakat Indonesia. Sebagai punggawa negara, PNS, memang mempunyai tempat tersendiri di tengah masyarakat.
Selain prestis ada kelebihan lain bila menjadi PNS. Kelebihan yang tak pernah dimiliki profesi lain. Apa itu? Adanya fasilitas yang mudah untuk mendapatkan kredit dari perbankan. Mudah cari utangan, begitu gampangnya.
Gaji PNS, meski tidak besar namun stabil dan selalu naik. Analisis lain, adanya bergerakan inflansi yang signifikan dalam tiap tahun menjadikan kerjasama yang sangat menguntukan bagi PNS sebagai kreditor dan Bank sebagai debitor.
Sudah rahasia umum bila berhutang ke bank atau koperasi pegawai bisa menjadi jalan keluar guna memenuhi berbagai keperluan PNS. Karena itu, bila datang ke bank, biasanya ada selebaran tentang informasi kredit menggiurkan dan menggoda yang dikhususkan untuk PNS.
Tidak perlu sertifikat tanah atau rumah sebagai agunan. Tidak perlu BPKB kendaraan. Tidak perlu survey lapangan. Tidak perlu berbagai macam persyaratan yang merepotkan untuk bisa mendapatkan kredit. Lalu?
Hanya selembar SK PNS yang menjadi syarat dan dalam waktu singkat uang sudah cair. Kemudahan ini pula yang sejatinya bisa menjerat abdi negara ke dalam hal negatif bila tidak bijak mengelola keuangannya.
Bagi yang tidak mampu menahan hasratnya dalam mengikuti gaya hidup modern, maka mudahnya kredit di bank bisa berdampak sangat buruk bagi PNS. Akhirnya, banyak PNS yang ketahuan bangkrut di tiap awal bulan karena gajinya habis dipotong untuk membayar hutang.
(Padahal, PNS, tidak selalu mampu untuk selalu mendapatkan penghasilan luaran untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lainnya).
Karena itu, sebaiknya ketika akan menggadaikan SK PNS, pikirkan secara matang terlebih dahulu. Jangan menyekolahkan SK PNS hanya memenuhi kebutuhan yang sebenarnya kurang begitu penting.
Anda harus mempunyai kriteria tersendiri untuk meminjam uang di bank ketika harus menyekolahkan SK PNS. Minimal harus memenuhi 3 kriteria umum berikut ini:
1. Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan itu bisa untuk diri sendiri, seperti melanjutkan studi ke S1, S2, dan S3. Atau, biaya pendidikan untuk anaknya bagi yang sudah berkeluarga. Meminjam uang di bank untuk melanjutkan pendidikan masih bisa diterima akal sehat, meskipun harus membayar angsuran setiap bulannya.
Meminjam uang di bank untuk biaya pendidikan sudah pasti untuk tujuan jangka panjang, seperti: agar jenjang karir pekerjaan di masa yang akan datang lebih menjanjikan atau lebih mudah naik pangkat.
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk merubah nasib agar menjadi lebih baik. Namun sebelum memutuskan meminjam uang di bank dengan jaminan SK PNS untuk biaya pendidikan, sebaiknya cobalah untuk mencari beasiswa pendidikan.
Cara ini sebaiknya digunakan, karena dengan beasiswa akan terbebas dari berbagai macam biaya ketika melanjutkan pendidikan. PNS tentunya memiliki banyak peluang untuk mendapatkan beasiswa pendidikan jika mau berusaha keras untuk mendapatkannya.
Intinya Anda sendiri yang harus aktif mencari informasi seputar beasiswa pendidikan, baik untuk jenjang Master (S2) maupun Doktor (S3).
Begitu juga jika biaya pendidikan untuk anak Anda. Dengan mencoba mencari beasiswa terlebih dahulu, sebelum menyekolahkan SK PNS, mungkin saja rejeki tersebut datang untuk pendidikan anak Anda secara gratis.
Bagi para PNS yang sudah berkeluarga dan belum mulai memasukkan anak ke bangku kuliah, silahkan dari sekarang untuk mulai memikirkan biaya pendidikan untuk anak-anak kelak. Baik dengan cara mengikuti asuransi, membuka tabungan pendidikan, mencari informasi beasiswa atau cara lainnya yang dirasa cocok.
2. Modal Membuka Usaha
Beberapa alasan PNS mengajukan pinjaman uang di bank karena mempunyai tujuan untuk modal membuka usaha atau bisnis baru. Namun hal ini sebaiknya dipikirkan secara matang, karena tidak sedikit PNS yang pada akhirnya bangkrut dan harus menanggung utang yang tidak sedikit akibat salah perencanaan ketika akan memulai usaha atau bisnisnya. Selalu berhati-hatilah dalam menjalankan bisnis.
Boleh saja meminjam uang di bank untuk membuka usaha baru atau berbisnis dengan menyekolahkan SK PNS, namun jangan lupa untuk memperhitungkan setoran tiap bulannya yang harus dibayar.
Pendapatan bersih dari berbisnis tersebut jangan sampai semuanya untuk setoran utang ke bank. Usahakan sebisa mungkin ada sisa minimal 50 persen dari pendapatan bersih setelah dipotong sisa utang untuk bank.
Sebaiknya bagi PNS yang baru terjun pertama kali ke dunia bisnis, maka lakukanlah bisnis kecil-kecilan terlebih dahulu. Modal seminimal mungkin dulu. Atau, kalau bisa, berbisnislah tanpa modal sepeser pun.
Ada banyak bisnis sampingan PNS yang dapat dijalankan tanpa harus mengeluarkan modal besar dan mengganggu waktu kerja utamanya, seperti: membuka les privat, menjadi penulis lepas, berbisnis online, dan bisnis lainnya.
3. Membeli Rumah Tunai
Menyekolahkan SK PNS dengan tujuan untuk membeli rumah tunai, secara akal sehat masih bisa dibenarkan. Karena bila hanya mengandalkan menabung dari uang gaji saja maka akan memakan waktu yang lama. Rumah yang akan dibeli tak sulit terwujud.
Rumah adalah kebutuhan pokok. Kebutuhan yang harus dipenuhi selain kebutuhan pokok lainya, seperti: makan, minum dan pakaian. Sedangkan harga rumah dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan.
Karena itu, membeli rumah tidak akan pernah mengalami kerugian jika dibandingkan dengan membeli mobil atau motor yang harganya semakin lama justru akan semakin mengalami penurunan.
Mengajukan pinjaman ke bank dengan jaminan SK PNS memang sah-sah saja, terlepas dari apapun alasannya. Namun sebaiknya tetap pikirkan secara matang sebelum memutuskan untuk mengambil pinjaman di bank. Sebab dengan mempunyai utang, maka secara otomatis saldo di bank akan terpotong untuk mencicil utang.
Jangan sampai hal ini mengganggu kondisi keuangan keluarga. Jika memang memutuskan mengambil pinjaman, sebaiknya pastikan menggunakan uang pinjaman tersebut untuk hal-hal yang sangat penting. Jangan gunakan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak masuk akal. Semoga Anda mengambil pinjaman dengan menggunakan pemikiran yang cermat.
Nah, Anda, bagaimana, dan seperti apa imajinasi SK PNS yang tergenggam itu. Sudah "sekolah" belum? Atau malah bolak-balik masuk bank dan rumah gaden? (*)
Advertisement