PNS Gowes Bareng Sekaligus Edukasi ke Malang
Saat pandemi ini, makin banyak cyclist pemula yang antusias bersepeda. Sebagai cyclist senior Surabaya, Fanny Wijaya bersama dua temannya, Jimmy Indrawan, dan Anton Juniarto siap mengakomodasi mereka.
Bulan September lalu, mereka mengadakan gowes bareng ke kawasan Mercu Suar di Pulau Madura. Gowes bareng pertama itu spontanitas saja. Diikuti sekitar 30an cyclist.
“Mereka sangat gembira, karena ada pengawalan polisi jadi aman di jalan. Bisa belajar berpeloton dan belajar persiapan gowes jarak jauh. Waktu itu jarak gowesnya sekitar 100km berangkat dari Galaxy Mall 3 dan kembali lagi ke Surabaya,” tutur Fanny.
Sukses gowes bareng pertama itu, banyak cyclist yang “menagih” kapan diadakan gowes bareng yang dinamai PNS ini.
“Ini bukan merek apparel gowes, Pas Normal Studios (PNS). Tapi PNS singkatan dari Pergi Naik Sepeda. Jadi konsep kami adalah gowes one way. Pulangnya nanti kami antarkan,” jelas Fanny lantas tertawa.
Setelah berdiskusi, dipilihlah gowes bareng PNS kedua ke Malang sejauh 105 km.
Medan juga tidak terlalu berat. Apalagi perjalanan ini dibagi lima pitstop agar memudahkan untuk cyclist pemula. “Di sini mereka belajar berpeloton, belajar persiapan nutrisi gowes jarak jauh sekaligus belajar nanjak di Pandaan, Purwodadi, Purwosari, dan Lawang,” jelas Jimmy, cyclist sekaligus pengusaha garmen Top Ten Jeans ini.
Dipilihlan tanggal 25 Oktober, awalnya, Anton hanya menargetkan 50 cyclist. Tapi karena antusiasme tinggi, akhirnya tembus 75 cyclist. “Itu sudah kita stop. Jika tidak, bisa tembus 100 cyclist. Kita harus mengutamakan protokol kesehatan dan kenyamanan peserta,” bilang Anton.
Bahkan ada juga cyclist dari Jogja yang ikut serta. Memudahkan titik kumpul start diadakan di café TGC Basuki Rahmat. Tepat jam 05.30 pagi, seluruh cyclist berangkat menuju Malang.
Pitstop pertama di SPBU Apolo sekitar 40 km dari Surabaya. Setelah berhenti kurang lebih 5 menit dan regroup, mulailah belajar nanjak menuju terminal Pandaan sejauh 8 km.
“Kami regroup lagi di SPBU bypass Pandaan. Karena pasti banyak cyclist yang terpisah-pisah karena kemampuan yang berbeda,” jelas Fanny. Di sini, cyclist Surabaya dijemput oleh beberapa anggota Ratjoen Cycling Club (RCC).
“Mereka menemani kita gowes dari Pandaan menuju Malang. Terima kasih RCC,” bilang Jimmy. Setelah 15 menit, perjalanan dilanjutkan ke pitstop ketiga yakni SPBU Sengon.
Di rute tanjakan ini, cyclist benar-benar dimanjakan. Tidak ada yang perlu khawatir karena ada tiga orang marshal yang akan menemani cyclist yang tertinggal. Pitstop keempat sekaligus regroup lagi ada di mini market Lawang.
“Tiba di Lawang, giliran disambut bapak Letkol Arm Ferdian Primadhona, Dandim 0833 Kota Malang. Beliau menemani kita gowes menuju kota Malang,” bangga Fanny.
Lepas pitstop empat ini, rombongan dijaga agar berbarengan. Tidak sulit, selepas Lawang rute hanya menurun menuju Malang. “Di sini, cyclist bisa belajar untuk jaga jarak dan pengereman yang efektif efisien,” tutur Jimmy.
Pitstop selanjutnya adalah Markas Kodim 0833 di kawasan Kahuripan, Malang. Di sini, seluruh peserta dijamu makanan ringan dan minuman-minuman.
Cukup beristirahat di Kodim 0833, rombongan cyclist Surabaya melanjutkan perjalanan dan finis di hotel Swiss-Bell In Malang jam 10 pagi. Di sini, sudah disiapkan makanan di restoran Barelo.
Banyak peserta yang tidak membawa mobil dari Surabaya. Tapi Fanny sudah menyiapkan akomodasi kembali ke café TGC Surabaya tempat parkir mobil-mobil peserta.
“Kita sewa dua unit bis Kalisari dan owner Kalisari yang juga cyclist sangat mendukung kami. Dia memodifikasi interior bisnya sehingga bisa memuat 25 unit sepeda dan 25 orang. Social distancing juga kita terapkan,” bilang Fanny yang diangguki oleh Roy Lukito, owner PO Kalisari Surabaya.
Usai makan dan berfoto-foto, peserta bisa pulang ke Surabaya menggunakan mobil pribadi atau ikut bus yang telah disediakan panitia.
“Wah, ini gowes bareng tapi kemasannya acara besar. Pengawalannya sip banget. Pitstop juga banyak jadi tidak capek. Snack dan minuman juga melimpah. Panitianya hebat dan luar biasa all out,” tutur Agatha Christiani, cyclist dari Yogyakarta.
“Rutenya enak, tidak terlalu berat dan tanjakannya tidak curam. Patwalnya yang membuat perjalanan jadi lebih nyaman. Panitia juga maksimal menyiapkan makanan minuman di pitstop. Pembagian pitstopnya juga pas banget. Jadi tidak terasa melelahkan perjalanan ini,” puji Yudi Ciputra, pengusaha garmen Triple Jeans ini.
Secara khusus, Fanny, Jimmy, dan Anton mengucapkan banyak terima kasih kepada Kapolresta Malang Kota, Kombespol Leo Simarmata, Dandim 0833 Malang, dan Kasatlantas Polresta Malang Kota AKP Rama.