PMK Sapi sudah Menyebar ke-15 Kecamatan se-Lamongan
Sebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi di Lamongan terus bertambah. Belum genap seminggu, daerah sebaran sudah bertambah empat kecamatan lagi. Data terbaru, meliputi Kecamatan Sukorame, Babat, Sukodadi, dan Solokuro. Kini, total sudah merambah ke-15 kecamatan dari 27 kecamatan se-Lamongan.
Sebelumnya, PMK ditemukan di 11 kecamatan. Di antaranya Kecamatan Tikung, Sarirejo, Mantup, dan Turi. Keempat kecamatan ini merupakan daerah pertama di Lamongan yang terdeteksi ada PMK sapi, pada 28 April lalu.
Kemudian bertambah lagi di tujuh kecamatan. Awalnya tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kembangbahu, Sugio dan Ngimbang. Dan, beberapa hari kemudian ditemukan PMK di Kecamatan Sambeng, Modo, Paciran, dan Lamongan.
Data Dinas Peternakan Lamongan hingga Sabtu 21 Mei 2022 sore menyebutkan, dari sejumlah 15 kecamatan tersebut, tercatat populasi kandang sebanyak 632 ekor sapi, yang tertular PMK 433 ekor, sembuh 86 ekor, mati 6 ekor dan sembuh 305 ekor.
Kecamatan Tikung, daerah kali pertama ditemukan PMK sapi di Lamongan tercatat paling banyak sapi yang tertular. Dari populasi kandang 332 ekor, sebanyak 224 yang tertular. Sebanyak 64 ekor sembuh dan 3 ekor mati.
"Sebaran penularan PMK ini tidak hanya faktor antar hewan saja. Tapi, penularan yang terjadi lebih dikarenakan faktor manusia, "kata Kepala Dinas Peternakan Lamongan, M. Wahyudi, Sabtu 21 Mei 2022.
Adanya wabah PMK sapi ini, para peternak saling komunikasi melalui handphone. Mereka juga saling bertandang ke kandang sapi para peternak. Namun tanpa disadari, usai berkunjung ke kandang itu, peternak tadi secara otomatis membawa virus PMK pulang.
"Sesampainya di rumah masuk kandang sapi miliknya, dan pasti sapi miliknya tadi tertular. Seperti ini proses penularannya," terang M. Wahyudi.
Medic Vertiner Dinas Peternakan Lamongan, Rahendra menambahkan, meluasnya penularan PMK sapi di Lamongan ini juga disebabkan alat transportasi. Khususnya truk yang dipakai pengangkut sapi.
"Truk habis dipakai angkut sapi tidak dibersihkan. Belum lagi ada kotoran, ini juga bisa otomatis menular. Virus PMK ini kalau diterpa angin bisa menular dengan radius 10 kilometer," tandasnya.
Untuk itu, Dinas Peternakan Lamongan tetap giat melaksanakan sosialisasi sekaligus penyemprotan disinfektan dan pengobatan.
"Kita juga hentinya agar peternak tidak saling berkunjung ke tempat peternak lain," pungkas dokter hewan Rahendra.
Advertisement