PMK Sapi di Lamongan Marak Lagi, Pedagang Dituding Biangnya
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan kembali dipusingkan dengan merebaknya kembali penyakit mulut dan kaki (PMK) yang menyerang ternak sapi. Sebelumnya Lamongan sempat menyatakan sudah terbebas dari penyakit ini.
Bahkan, kali penyebarannya terbilang pesat. Hanya dalam tempo waktu tidak lebih sebulan, tercatat ada sekitar 50 ekor sapi terjangkiti PMK. Cirinya khas, mulut selalu mengeluarkan lendir dan kuku sapi luka dan jika parah akan lepas.
Penyebaran serangan juga lumayan meluas. Hasil pendataan petugas Disnakeswan Lamongan menyebutkan sampai sekarang sudah ada 11 kecamatan yang terdeteksi.
Khususnya di wilayah kecamatan perbatasan Tuban dan Bojonegoro. Seperti daerah pantura hampir semua ada karena berbatasan dengan Tuban di antaranya Kecamatan Brondong, Paciran, dan Sukorame.
"Adapun yang berbatasan dengan Bojonegoro, diantaranya wilayah Kecamatan Babat, Bluluk dan Sambeng dan sekitarnya, " kata Kepala Disnakeswan Lamongan, M. Wahyudi, Minggu, 15 Januari 2023.
Pedagang ternak sapi dituding paling bertanggung jawab dengan merebaknya kembali PMK sapi di Lamongan ini. Karena, hasil survei menyebutkan sapi yang kini terjangkit PMK merupakan sapi baru. Semua sapi milik para pedagang atau peternak hasil pembelian dari Tuban dan Bojonegoro tadi.
Sapi yang dibeli ditengarai sudah mengidap PMK. Ketika dibawa ke kandang akhirnya menular. Khususnya menular sapi yang belum divaksin. Bagi sapi yabg sudah mendapatkan vaksin tidak tertular.
"Angel kandanane (sulit dikasih tahu). Padahal, kita tidak henti-henti sosialisasi dan memberitahukan jangan sembrono beli sapi dari luar daerah. Tapi tetap saja nekat," imbuh Wahyudi didampingi sekretarisnya, drh Rahendra.
Alasan pembelian sapi itu, pengakuannya untuk mulai mengisi kandang yang lama kosong. Tujuannya untuk persiapan bisnis Idul Adha mendatang.
Karena kasus ini, Disnakeswan Lamongan bekerja keras lagi melakukan pantauan dan mengawasi sapi yang terjangkit PMK yang kini harus dikarantina. Selain itu, tetap sosialisasi, melakukan penyemprotan disinfektan dam vaksinasi.
"Vaksinasi kita genjot lagi. Apalagi target dari 120 persen yang kita tentukan juga masih 76 persen. Ini juga terkait ketersediaan vaksin," tandasnya.
Advertisement