PMK Menyerang, Pemerintah Tegaskan Tak Ada Pemusnahan Hewan
Meski sudah menyerang ratusan hewan ternak di Indonesia karena Penyakit Mulut dan Kuku (PKM), namun pemerintah mengklaim bisa mengatasi penyebaran PKM.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut jika pemerintah sudah bisa mengendalikan penyebaran PMK di Indonesia. Klaim itu berdasarkan jumlah hewan ternak yang mati yang jumlahnya hanya puluhan. Jumlah ratusan itu dianggap masih di kisaran angka 3 persen dari total jumlah hewan ternak di Indonesia.
"Dari data sekitar 2.000 hewan ternak yang terjangkit PMK, hanya 33 ternak yang mati. Artinya pengendalian sudah bisa kami lakukan," kata Syahrul Yasin Limpo saat kunjungan kerja ke Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa.
SYL panggilan akrab Syahrul Yasin Limpo, menyebut PMK terjadi di empat kabupaten di Jatim dan dua kabupaten di Aceh.
"Sesuai instruksi Presiden kami telah meminta agar bupati melakukan pengendalian teknis, kemudian gubernur secara strategis, dan Kementerian Pertanian melakukan penguatan melalui segala upaya yang ada," katanya.
Kata SYL, meski menganggap telah mampu mengendalikan PMK, dia berpesan kepada kepala daerah untuk tetap waspada terhadap penyebaran PMK. Kepala daerah tak boleh percaya diri dan menganggap enteng penyebaran PMK ini.
"Sebab virus ini bisa menyebar melalui udara," kata Syahrul Yasin Limpo.
Syahrul Yasin Limpo juga meminta warga agar tak terlalu panik terhadap penyebaran PKM di hewan ternak ini. Pasalnya PKM ini tak menular kepada manusia. Sedangkan jika ada hewan ternak yang terlanjur tertular PMK, masih bisa disembuhkan.
"Kami juga minta tidak boleh ada pemusnahan hewan ternak, sehingga tidak perlu panik," katanya.
Ia berharap, pengendalian yang berhasil dilakukan tidak mengganggu suplai hewan ternak di Indonesia, sebab Kementerian Pertanian juga telah menekan penyebarannya dengan menurunkan dokter hewan ke berbagai daerah.
"Semua harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia, dan pernyataan ini diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) saat ratas (rapat terbatas) bersama Presiden tadi dan ini menjadi hal yang sangat penting," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.