PMK Meningkat, Peternak Susu di Ngantang dan Pujon Terdampak
Kasus penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Malang terus meningkat. Hingga saat ini virus tersebut telah menginfeksi sebanyak 7.446 sapi.
Dari jumlah tersebut yang paling banyak berada di Kecamatan Ngantang yang mencapai 4.926 ekor.
Alasannya, karena daerah tersebut penghasil susu di Kabupaten Malang. Lalu disusul daerah Pujon dan Kasembon yang juga banyak warga yang beternak sapi perah.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang Sodiqul Amin mengatakan, para peternak sapi di wilayah tersebut mengeluhkan turunnya produktivitas susu.
"Kalau diasumsikan, laktasi dari 1 ekor sapi perah bisa menghasilkan 10 liter susu. Maka jika penurunan produktivitasnya menurun hingga 40 ton per hari, itu berarti ada sekitar 4.000 ekor sapi yang tidak bisa menghasilkan susu karena diduga terpapar PMK, atau bahkan mati," ujarnya pada Kamis 16 Juni 2022.
Amin menambahkan, salah satu kasus di Koperasi SAE Pujon, yang mengalami penurunan produktivitas susu sekitar 40 ton per hari. Dari produksi awal sebanyak 117 ton susu per harinya.
"Lalu di Ngantang, oleh KUD Sumber Makmur sudah disampaikan bahwa saat ini sudah di atas, 5 ribu ekor (Sapi PMK). Di Kasembon sekitar 1.500 sapi," katanya.
Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang, Nurcahyo mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan pencegahan agar wabah PMK tidak meluas.
Langkah-langkah tersebut seperti disinfeksi kandang ternak dan imbauan agar peternak tidak mendatangkan sapi dari daerah wabah. "Pengendalian dan juga pengobatan bagi yang terindikasi dilakukan," ujarnya.