PMK Meningkat, Pasar Hewan di Banyuwangi Tetap Buka
Meski Penyakit Kuku Dan Mulut (PMK) sudah terdeteksi di Banyuwangi, namun pasar hewan di Banyuwangi masih tetap dibuka. Hanya saja dilakukan pengetatan dan hanya ternak lokal saja yang boleh diperdagangkan.
"Pasar hewan prinsipnya masih kita buka tapi dengan pengetatan," Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, dr Nanang Sugiharto.
Nanang menjelaskan, untuk ternak yang dibawa ke pasar hewan harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Ini untuk memastikan hewan bahwa ternak yang dijual di pasar hewan benar-benar dalam keadaan sehat dan terbebas dari PMK. "Kita cek satu-satu, kita semprot dan sebagainya," tegasnya.
Tidak hanya itu, petugas juga sangat selektif terhadap ternak yang akan diperdagangkan di pasar hewan. Hanya ternak lokal saja yang boleh diperdagangkan. "Ternak masuk kita cek, kita selektif. Aslinya dari mana hewan tersebut," tegasnya.
Dia menyebut, tidak mengetahui secara pasti dari mana PMK yang ada di Banyuwangi masuk. Karena lalu lintas perdagangan ternak di Banyuwangi masih sangat tinggi. Sehingga tidak dapat dipastikan dari mana penularan PMK yang saat ini terdeteksi di Banyuwangi.
"Banyuwangi ini termasuk yang paling akhir terjangkit. Tapi memang ada beberapa kota di Jawa Timur yang belum kena PMK," ujarnya.
Untuk diketahui PMK di Banyuwangi terdeteksi sejak 2 Juni 2022. Bermula dari munculnya gejala klinis pada ternak akhir pekan lalu. Setelah diambil sampel pada 1 Juni 2022 hasil pemeriksaan. laboratorium 6 ternak dinyatakan positif terjangkit PMK.
Sehingga 39 ternak yang sudah diambil sampelnya dan menunjukkan gejala klinis dinyatakan terjangkit PMK. PMK di Banyuwangi ditemukan di 9 Kecamatan.