PM Turnbull Ajak Wefie Jokowi Usai Jamuan Makan Malam
Ada yang spesial dalam kunjungan kerja Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo ke Australia kali ini. Secara khusus, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengundang Presiden dan Ibu Iriana untuk makan malam bersama di kediaman pribadinya, pada Jumat, 16 Maret 2018.
Presiden bersama Ibu Iriana berangkat dari hotel sekira pukul 19.20 waktu setempat menuju kediaman pribadi PM Turnbull yang berlokasi di Point Piper, Sydney. Kedatangan keduanya langsung disambut hangat oleh PM Turnbull bersama Ibu Lucy Turnbull.
Sebelum makan malam dimulai, mereka berempat sempat berbincang santai di beranda belakang kediaman PM Turnbull. Bahkan, keempatnya tampak akrab berswafoto bersama dengan latar belakang pelabuhan Sydney.
"Ini menunjukkan kedekatan PM Australia dengan Presiden Jokowi. Perbincangan juga dilakukan dengan hangat dan penuh persahabatan", kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang juga diundang hadir dalam acara tersebut.
Acara makan malam di kediaman pribadi PM Turnbull kali ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan. Presiden Jokowi tampak hadir menggunakan setelan jas dengan dasi merah, sedangkan PM Turnbull mengenakan kemeja dengan motif semacam batik berwarna hitam bercorak abu. Sementara Ibu Iriana dan Ibu Lucy tampak kompak mengenakan atasan berwarna senada, merah muda.
Dalam makan malam tersebut, Presiden Jokowi dan PM Turnbull berbincang mengenai banyak hal. Mulai dari perbincangan seputar anak dan cucu, gedung Kedutaan Australia di Jakarta, perdagangan, hingga situasi sekitar kawasan dan dunia.
Pertemuan Bilateral
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. Pertemuan dilakukan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Australia Special Summit 2018, di International Convention Centre, Sydney, pada Sabtu, 17 Maret 2018.
Pertemuan dimulai sekitar pukul 11 waktu setempat. Dalam pertemuan tersebut dibahas isu bilateral antara Indonesia dengan Australia. Poin pertama yang dibahas dalam isu ini adalah hasil pertemuan 2+2 antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan kedua negara yang diselenggarakan Jumat, 16 Maret kemarin. Presiden menyambut baik hasil pertemuan tersebut.
"Saya berharap penandatanganan rencana aksi kerja sama maritim dapat segera diimplementasikan. Kedua Menlu juga sudah melakukan tukar pikiran mengenai konsep arsitektur kawasan Indo-Pasifik. Saya berharap konsultasi mengenai Indo-Pasifik dilanjutkan demi terciptanya stabilitas, perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik," kata Presiden.
Presiden selanjutnya membahas mengenai Indonesia-Australia Comprehensive Economy Partnership Agreement (IA-CEPA). Seperti diketahui, negosiasi terakhir mengenai IA-CEPA dilakukan 6-7 Maret lalu.
"Terdapat kemajuan namun memang belum selesai semuanya. Hasil akhir negosiasi harus memastikan keuntungan bagi dua negara. Negosiasi ini jangan hanya dilihat dari aspek komersial saja namun perlu pula menekankan kemitraan dan kerja sama," lanjutnya.
Presiden juga berharap Australia dapat memberikan tanggapan positif atas berbagai usulan kerja sama. Kerja sama itu antara lain dalam urusan visa bekerja dan berlibur, pendidikan tinggi dan pelatihan vokasi, standar profesi, pengembangan industri dan pertanian termasuk peternakan, serta program magang bagi pelajar maupun profesional.
Isu bilateral ketiga yang dibahas adalah Indonesia-Australia Digital Conference. Presiden mengatakan tindak lanjut atas konferensi yang telah terselenggara dengan baik harus segera dilakukan. Tindak lanjut itu termasuk dalam peningkatan peran Usaha Kecil Menengah (UKM) startup dalam mengembangkan inovasi digital, pengembangan Next Indonesia Unicorn, peningkatan literasi digital, dan inisiatif smart government untuk meningkatkan pelayanan publik.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden didampingi oleh Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekreteris Negara Pratikno, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala BKPM Thomas Lembong, Dubes Indonesia untuk Australia Kristiarto Legowo, dan Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya. Sementara PM Turnbull didampingi antara lain oleh Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop. (bm/Biro Setpres)
Advertisement