PM Pakistan Imran Khan, Pahlawan Kriket yang Dilengserkan
Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan, dilengserkan dari kekuasaannya pada hari ini, Minggu 10 April 2022. Pria 69 tahun ini digulingkan usai kalah dalam pemungutan suara mosi tidak percaya di parlemen. Sebanyak 174 anggota parlemen mendukung mosi tidak percaya.
Imran Khan kehilangan dukungan karena dianggap tak becus mengurus perekonomian negara itu di tengah pandemi Covid-19. Dalam kepemimpinannya, Pakistan didera inflasi tinggi, sementara cadangan devisa menyusut dan defisit kian dalam.
Imran Khan juga disebut telah kehilangan dukungan dari militer negara itu. Padahal, saat pertama kali terpilih sebagai perdana menteri, kemenangan Imran Khan sering dikaitkan dengan kesepakatan antara dia dan militer. Namun, baik Imran Khan maupun militer menampik tuduhan tersebut.
Mantan Pemain Kriket
Imran Khan merupakan mantan bintang kriket internasional yang berubah haluan menjadi politikus. Ia menjabat sebagai perdana menteri ke-19 Pakistan sejak Agustus 2018.
Dikutip dari kantor berita Anadolu, Imran Khan mulai bermain kriket saat usia 16 tahun. Pria kelahiran 5 Oktober 1952 ini merupakan mahasiswa di Aitchison Collage, sekolah para birokrat dan politikus papan atas yang bergengsi.
Ketika menginjak usia 18 tahun, Imran Khan mengenyam pendidikan di Royal Grammar School High Wycombe, Inggris, dan Universitas Oxford untuk belajar ilmu politik, filsafat, dan ekonomi.
Selama tinggal di Inggris, pria kelahiran di kota timur laut Lahore ini mulai bermain kriket county dan mewakili Pakistan di kriket internasional.
Imran Khan menyabet lima Piala Dunia pada 1975, 1979, 1983, 1987, dan 1992. Ia memenangkan satu-satunya Piala Dunia Kriket ODI untuk Pakistan yang membawanya sebagai pahlawan generasi muda Pakistan kala itu.
Terjun ke Politik
Empat tahun usai menerima sambutan hangat di seluruh negeri karena memenangkan Piala Dunia kriket pada 1992, Imran Khan memutuskan bergabung dengan politik. Ia mendirikan Pakistan Tehreek-e-Insaaf (PTI) pada 1996, namun baru pada 2011 pesannya bergema di publik.
Pada pemilu 2013, Imran Khan tampak sukses menggaet kaum muda. Dia sempat menyulitkan dua partai politik utama yaitu Liga Muslim Pakistan-Nawas dan Partai Rakyat Pakistan yang sejak lama bergiliran memerintah negara itu sebelum dia naik ke tampuk kekuasaan.
Dalam pemilihan pada Juli 2018, Imran Khan berhasil mencapai mimpinya sebagai perdana menteri. Dalam pemilu saat itu, ia berjanji untuk memberantas kemiskinan dan korupsi di Pakistan.
Masa jabatannya membuatnya menghadapi banyak rintangan, mulai dari kenaikan inflasi hingga pandemi global. Pemerintahan Imran Khan juga sempat menangani rekor penurunan cadangan devisa, dan tahun lalu menerima dana talangan 6 miliar dolar AS dari Dana Moneter Internasional.
Pada 2019, permusuhan antara Pakistan dan India menyebabkan bentrokan antar kedua negara bersenjata nuklir tersebut. Diplomasi kedua negara pun sempat menyebabkan kebuntuan yang berlangsung cukup lama.
Tahun berikutnya pun Imran Khan diuji akibat pandemi Covid-19. Lalu pada Agustus 2021, Imran Khan juga menyaksikan ketika Taliban memulai pemberontakan di Afghanistan. Pakistan diketahui memiliki hubungan yang dalam dengan kelompok ekstremis dan telah lama dituduh mendukung Taliban.