PM Malaysia Harus Dikarantina karena Kontak Pasien Covid-19
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob, yang baru 21 Agutus lalu dilantik menggantikan Muhyiddin Yassin, hari ini harus menjalani karantina setelah kontak dekat dengan pasien COVID-19.
Kantor Perdana Menteri Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa tidak jelas berapa lama dia akan dikarantina, dan tidak menunjukkan hasil apa pun untuk tes virus corona.
Ismail Sabri mulai mengasingkan diri dan akan menghadiri perayaan Hari Nasional resmi hari Selasa besok secara virtual, katanya. Dia tidak menghadiri upacara pelantikan pemerintahan barunya pada hari ini, Senin.
Ismail Sabri dilantik sebagai perdana menteri 21 Agustus, menggantikan Muhyiddin Yassin yang mengundurkan diri setelah gagal mempertahankan mayoritas tipis di Parlemen.
Dia mengambil alih di tengah kemarahan publik atas penanganan pandemi, dengan lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini mencapai rekor tertinggi, dan menurunnya pertumbuhan ekonomi Malaysia.
Sebanyak 31 menteri dan 38 wakil menteri diambil sumpahnya di Istana Senin. Ismail Sabri tidak menunjuk seorang wakil tetapi mempertahankan empat jabatan menteri senior peninggalan Muhyiddin Yassin, untuk menjaga agar faksi-faksi di pemerintahannya yang mayoritas Melayu tetap senang.
Banyak orang memuji pengangkatan mantan Menteri Ilmu Pengetahuan Khairy Jamaluddin – yang bertanggung jawab atas program vaksinasi – sebagai menteri kesehatan yang baru.
Malaysia telah berhasil memvaksinasi 62 persen dari total penduduk yang berjumlah sekitar 33 juta orang. Tetapi baru enam dari 13 negara bagian Malaysia sejauh ini hanya memvaksinasi penuh. Malaysia melaporkan sekitar 1,7 juta penduduknya telah terinfeksi virus corona, dengan angka kematian mencapai 16.000 orang.