PM Lebanon Letakkan Jabatan, Ini Penjelasan Hasan Diab
Ledakan bom di pelabuhan Beirut, menyisakan persoalan dalam pemerintahan di Lebanon, Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab mengumumkan pengunduran diri dari pemerintahan.
Hassan Diab melepaskan jabatan Ini sebagai buntut dari ledakan yang menewaskan sedikitnya 160 orang, 6.000 orang terluka dan 20 orang lainnya hilang.
"Hari ini kami mengikuti keinginan masyarakat dalam tuntutan mereka untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas bencana," kata Diab dalam pidatonya yang disiarkan televisi seperti dilansir AFP, dikutip Selasa 11 Agustus 2020.
Keputusan Diab melepaskan jabatan tersebut terjadi di tengah protes rakyat yang menuntut pertanggungjawaban atas ledakan di Beirut. “Inilah mengapa hari ini saya mengumumkan pengunduran diri pemerintah," tuturnya.
Menurut Diab, ledakan bahan eksplosif tinggi di gudang di pelabuhan Beirut yang tersimpan selama tujuh tahun terakhir adalah "hasil korupsi' pemerintah yang memerintah Lebanon selama 30 tahun lebih.
Mantan Menteri Kehakiman, Marie-Claude Najem, mengatakan pengunduran diri ini tidak dapat ditafsirkan sebagai tindakan melarikan diri dari tanggung jawab.
"Cobalah memahami posisi kami.Tak seorang pun ingin berkuasa dengan keadaan seperti ini, ketika kami mengalami semua masalah: keruntuhan keuangan, virus corona, inilah bencana nasional yang kami alami.
"Jadi, tolong jangan diartikan ini sebagai langkah mengelak bertanggung jawab. Kami ingin mengambil keputusan yang ditujukan bagi rakyat Lebanon," ujar Najem.
Beberapa menteri kabinet sebelumnya sudah mengundurkan diri, termasuk menteri Menteri Lingkungan, Damianos Kattar dan Menteri Informasi, Manal Abdel Samat.
Namun terus muncul agar segenap pemerintahan mengundurkan diri. Banyak rakyat Lebanon menyalahkan pemerintah karena mengizinkan bahan peledak dalam jumlah besar disimpan di pelabuhan Beirut.
Advertisement