PLTS Atap di UGM Mampu Turunkan Emisi Karbon 309,7 ton
Kemampuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan kapasitas total 326,25 kWp, dalam setahun mampu menurunkan emisi karbon 309,7 ton CO2 ekuivalen atau setara dengan kemampuan penyerapan karbon 14.747 pohon dewasa.
Dari total 326,25 kWp PLTS tersebut terpasang di tujuh titik atap Gedung UGM. Yaitu di Fakultas Ilmu Budaya sebesar 71,25 kWp, Fakultas Hukum sebesar 39,75 kWp, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik BA sebesar 82,5 kWp, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik BC sebesar 45 kWp, Fakultas Kehutanan JBIC sebesar 20,25 kWp, Fakultas Kehutanan IFFLC sebesar 40,5 kWp dan Fakultas Geografi sebesar 27 kWp.
Pembangunan PLTS atap di UGM telah melalui berbagai tahapan hingga akhirnya mulai beroperasi sejak 25 Agustus 2022. Pada tahun 2022, produksi listrik dari PLTS atap tersebut telah mencapai 169.689 kWh.
Untuk diketahui, pembangunan PLTS tersebut, berasal dari bantuan dari PT Pertamina (Persero) melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Dalam rangka mendorong transisi energi.
Telah diresmikan secara simbolis pada Kamis 11 Mei 2023, oleh Direktur SDM & Penunjang Bisnis Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, VP Stakeholder Relations & Management Pertamina dan Manager CSR Pertamina bersama dengan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi UGM.
Direktur SDM dan Penunjang Bisnis Pertamina NRE, Said Reza Pahlevy, menyampaikan bahwa, bantuan PLTS atap yang diberikan untuk UGM adalah sebagai aksi konkret Pertamina dalam mempercepat transisi energi. Yang dilakukan tidak hanya dalam konteks bisnis tapi juga dalam bentuk kegiatan TJSL. Pada kesempatan ini diberikan untuk kalangan pendidikan, salah satunya kepada UGM.
Menurut dia, sebagai perusahaan energi, Pertamina berkomitmen untuk melakukan percepatan transisi energi. "Pertamina mendorong tujuan ini dalam program TJSL salah satunya bantuan PLTS di UGM ini,” ujar Said dalam keterangan resmi yang diterima Ngopibareng.id pada Jumat, 12 Mei 2023.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi UGM, Arief Setiawan Budi, pada kesempatan itu, menyampaikan apresiasinya atas bantuan yang diberikan oleh Pertamina. Sebagai kontribusi pada upaya pemenuhan energi bersih di lingkungan UGM.
“Alhamdulillah per September 2022, kita bersama Pertamina, UGM telah memiliki PLTS dengan kapasitas 326 kWp. Ini langkah awal kita bisa berkontribusi untuk energi bersih di kampus,” ungkap Arief.
Arief menambahkan, bahwa mengembangkan PLTS di dalam kampus memang harus terus dilakukan mengingat konsumsi energi listrik gedung-gedung di UGM sangat besar.
Tercatat, dalam setahun konsumsi energi listrik di UGM mencapai 25,63 GWh atau rata-rata 2,1 GWh per bulan. Walau baru memberikan kontribusi 1%, namun Bantuan PLTS dari Pertamina telah menjadi langkah awal untuk energi bersih di lingkungan kampus.
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan, bahwa upaya percepatan transisi energi yang didorong oleh Pertamina tersebut sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Menurutnya, Pertamina memiliki strategi yang konkret untuk mendukung aspirasi NZE 2060. Yaitu dengan melakukan dekarbonisasi terhadap bisnisnya dan membangun bisnis baru yang lebih hijau. "Seluruh lini bisnis Pertamina akan bersama-sama bergerak menuju tujuan tersebut, termasuk pada program TJSL,” ungkap Fadjar.
Dukungan Pertamina melalui program TJSL di bidang lingkungan untuk menggunakan energi baru terbarukan di sektor pendidikan sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan (TPB) poin 7 Energi Bersih dan Terjangkau, dan poin 13 Penanganan Perubahan Iklim. Serta wujud komitmen tinggi untuk mengimplementasikan aspek environment, social, and governance (ESG) ke setiap aspek bisnis dan operasionalnya.
Advertisement