Whisnu Kecewa, RS Siloam Tak Serius Siapkan RS Darurat
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengaku kecewa dengan Manajemen Rumah Sakit (RS) Siloam yang tidak benar-benar mempersiapkan RS Darurat khusus pasien terkonfirmasi positif virus corona atau Covid-19 di area Mall City of Tomorrow (Cito) Surabaya.
Kekecewaan tersebut disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana yang meninjau langsung proses persiapan dari RS Darurat, Rabu 10 Februari 2021.
"Saya sampaikan tadi saya kecewa karena harus pembatas tegas (dinding). Nah tadi masih partisi, makanya sekarang masih belum layak," kata Whisnu usai melakukan sidak.
Pembatas yang dimaksud adalah, pembatas antara mall dengan area rumah sakit yang terdapat di lantai dua sisi timur mall. Tampak, pembatas masih menggunakan partisi yang sangat mudah pecah apabila tertimpa barang berat.
Sedangkan untuk persyaratan lainnya seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), akses keluar masuk yang terpisah dari akses mall dan apartemen, kemudian saluran udara khusus, serta ketersediaan ruang bertekanan negatif masih menunggu hasil asesmen dari tim teknis.
"Namun yang paling penting buat saya adalah persetujuan dari warga sekitar karena bagi saya keselamatan utama adalah yang tertinggi. Selama warga tidak setuju tidak akan kita buka," tegas Whisnu.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu mengaku, memang awalnya Pemkot Surabaya sangat membutuhkan tambahan bed isolasi di ruang ICU. Sebab, dalam dua minggu selama PPKM beberapa waktu lalu bed occupancy rate (BOR) ICU di Surabaya mencapai 100 persen.
Namun, di akhir PPKM jilid II lalu BOR ICU sudah turun menjadi 74 persen, sedangkan BOR isolasi biasa 64 persen. "Urgensi memang saat ini sudah tidak," ujarnya.
Karena itu, hingga sekarang ia masih menunggu kesepakatan dari RS Siloam bersama warga sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Apabila warga menolak Pemkot Surabaya tidak akan memberi izin pada RS Siloam.