Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui Unit Distribusi Jawa Timur mulai menerangi pulau kecil di Madura, Jawa Timur, yakni Pulau Giliyang dengan mengoperasikan pembangkit listrik bermesin disel di derah Dungkek, Kabupaten Sumenep. General Manager PLN Distribusi Jawa Timur Dwi Kusnanto di Surabaya, Sabtu mengatakan penerangan pulau-pulau kecil di Madura adalah bagian dari meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah itu, khususnya Kabupaten Sumenep, yang saat ini masih 87,65 persen. Selain itu, kata dia, pemberian listrik di pulau yang dihuni oleh 600 kepala keluarga itu juga bagian dari rencana menyeluruh pemberian listrik ke pulau-pulau yang belum ada penerangan lainnya di Jatim. "Tahun depan, kami akan kembali melistriki 14 desa tersebar di Pulau Sepanjang, Raas dan Kangean, Madura. Dan tahun 2019 diperkirakan Pulau Tonduk, Pulau Gua Gua, Paleyat, Masakambing, Saubi, Sakala, Pagerungan Kecil dan Sabunten akan terlistriki dan mewujudkan Sumenep 100 persen terang," ucap Dwi, optimistis. Dwi mengatakan, pemberian listrik di Pulau Gili Iyang menggunakan mesin pembangkit listrik kapasitas 3 x 500 kilo Watt, dan mampu melistriki sebanyak 3.000 pelanggan yang ada di dua desa yakni Desa Bancamara dan Desa Banraas. Dwi mengatakan, investasi yang dikeluarkan untuk memberi listik di Pulau Iyang sebesar Rp12,95 miliar, dengan membangun jaringan listrik 6 buah Gardu Distribusi dengan kapasitas masing-masing 600 kilo Volt Ampere (kVA) dan PLTD berkapasitas 3x500 kW. Dwi mengakui, membuat jaringan listrik di beberapa pulau kecil di Madura harus ditempuh dengan medan yang cukup sulit, sebab perjalanannya memakan waktu tidak sebentar dari Surabaya menuju Pamekasan sekitar 4 jam, lalu diteruskan menuju Sumenep membutuhkan waktu 1,5 jam melewati jalur darat. Selanjutnya, menyeberang ke Gili Iyang menggunakan transportasi kapal penumpang selama 45 menit hingga 1 jam. Akses menuju lokasi pendirian tiang pun tak mulus. "Untuk mendaratkan mesin trafo, PLN mesti memutar otak. Hal ini disebabkan kondisi alam dan laut di sekitar pulau yang tak tak memungkinkan kapal merapat dengan stabil," kata Dwi. Masyarakat setempat, kata Dwi, harus bersama dan PLN terpaksa membuat daratan dari karung–karung berisi pasir. Setelah dirasa cukup tinggi, barulah mesin dapat didaratkan dengan bantuan forklift dari kapal ke daratan. "Segala kesulitan dan tantangan ini sirna tatkala tiang beton dan trafo berdiri hingga terpasangnya jaringan hingga kwh meter ke rumah–rumah masyarakat," kata Dwi, bersyukur. Sementara itu, pembangunan kelistrikan di Kecamatan Dungkek berlokasi di beberapa titik, antara lain Desa Bancamara (Dusun Malengngen, Bancamara Barat, Bancamara Timur, Lembana, Baneteng Laok) dan Desa Banraas (Dusun Asem, Ra'as Barat, Ra'as Timur, Bungkok). Wakil Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi mengapresiasi upaya PLN dan warga, sehingga listik sudah bisa dirasakan mulai Jumat (10/11) dan menjadi bersejarah bagi Gili Iyang. "Semoga listrik ini membawa keberkahan bagi kita semua, dan warga Gili Iyang khususnya agar dapat semakin mengembangkan potensi pariwisata. InsyaAllah, kehidupan warga dan ekonomi di tempat ini akan meningkat menjadi lebih baik," katanya, mengharapkan.(wah)