Plastik Dibatasi, Sampah Masuk TPA Turun Lima Ton per Hari
Gerakan Pemkot Probolinggo bersama sejumlah toko modern (swalayan) yang meniadakan kantong plastik untuk belanja berdampak pada berkurangnya sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Volume sampah yang masuk ke TPA di Jalan Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo itu menurun lima ton per hari.
“Sebelumnya Pemkot Probolinggo dan pemilik sejumlah toko telah menandatangani komitmen bersama untuk mengurangi penggunakan kantong plastik, 23 Juni 2023 lalu bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, Retno Wandansari.
Tiga bulan pasca penandatanganan tersebut, sudah terlihat dampak dari pengurangan penggunaan plastik. “Dampak dari penandatangan komitmen bersama itu setiap hari sampah yang masuk ke TPA berkurang lima ton," ujarnya.
Retno menambahkan, jika sebelumnya sampah yang masuk ke TPA berkisar 68-70 ton per hari, kemudian menurun menjadi sekitar 63-65 ton per hari. Dengan penurunan jumlah sampah setiap hari, diharapkan toko-tokok swalayan tetap berkomitmen untuk tidak memberikan kantong plastik bagi pembeli.
Di luar komitmen dengan toko-toko swalayan, DLH Kota Probolinggo berupaya mengurangi volume yang masuk ke TPA. Caranya dengan 3R yakni, reduce (mengurangi) sampah, reuse (menggunakan ulang) sampah, dan recycle (mendaur ulang) sampah.
Pengurangan volume sampah yang masuk ke TPA berupaya ditekan sejak beberapa tahun lalu. Sebab, sel TPA sampah yang berlokasi di Kelurahan/Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo itu semakin penuh akibat tumpukan sampah organik dan nonorganik yang mencapai sekitar 70 ton per hari.
Dengan sistem menumpuk sampah di lokasi yang cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah (sanitary landfill), diprediksi TPA tersebut akan penuh dalam waktu dua tahun lagi.
Sisi lain, Pemkot Probolinggo memang punya lahan untuk TPA seluas sekitar 4 hektare (ha) di kawasan pantai utara, Kota Probolinggo itu. Permasalahannya, sebagian lahan bagian utara sudah digunakan untuk tambak oleh warga. Sementara lahan TPA di bagian timur sudah ditempati permukiman oleh warga setempat.
Kembali ke kondisi sel sampah di TPA yang diprediksi akan penuh dua tahun lagi, berdasarkan catatan, dibangun pada Desember 2019 silam. Kemudian pada awal Januari 2020, sel sampah seluas 3.000 meter persegi itu baru dioperasikan.
Saat pertama kali dioperasikan, sel sampah itu diprediksi bisa menampung sampah hingga tiga tahun atau hingga 2023. Dengan dijejali 70 ton sampah per hari, memang sel sampah kini dengan cepat menggunung.
Sampah sebanyak itu setiap hari diangkut 17 truk dan pikap dari tempat penampungan sementara (TPS) di permukiman dan pasar-pasar di Kota Probolinggo.
Sebenarnya, volume sampah bisa mencapai hingga 80 ton per hari. Volume sampah sedikit berkurang karena sebagian anggota masyarakat melakukan 3R.
Untuk menekan terjadinya overload sampah, pihak DLH telah mendaur ulang sampah organik yang menjadi pupuk kompos. Sedangkan sampah plastik dilakukan proses penguraian sampah melalui mesin pencacah untuk menjadi bahan pokok produksi melalui pengelolaan bank sampah.