Pladu, Tradisi Mencari Ikan Mabuk di Sungai Brantas Kediri
Dari kemarin hingga sampai sekarang masih banyak ditemui ratusan warga Kediri yang sedang melakukan aktivitas mencari ikan mabuk di sepanjang bantaran sungai Brantas terutama di sekitaran area Kelurahan Bandar Lor hingga di Jalan Inpeksi Brantas Mojoroto Kota Kediri.
Bisa dikatakan ini menjadi tradisi tahunan yang dilakukan oleh warga Kediri untuk mencari ikan saat penggelontoran sedimen bendungan di wilayah Blitar dilakukan.
Mereka yang mencari ikan, menunggu ikan mabuk, karena air yang digelontorkan keruh dan cukup membuat ikan limbung dan muncul ke permukaan air. Banyaknya aktivitas warga untuk mencari ikan, dimanfaatkan oleh sejumlah orang untuk menjual hasil tangkapannya tersebut.
Agus warga Kelurahan Tamanan Kota Kediri mengaku, ia datang ke bantaran sungai Brantas sejak pukul 05.00 WIB. Selama kurang lebih dua jam melakukan aktivitas di sungai Brantas ia mendapatkan tangkapan ikan sungai Brantas Kurang lebih 4 kilogram.
Ikan hasil tangkapannya itu kemudian ia bawa naik ke atas untuk dijual secara langsung ke masyarakat yang melintas di sekitaran jembatan lama. "Saya akan biasa mangkal becak di sekitaran jembatan lama ini. Saya dengar ada pladu, terus saya turun ke sungai. Ikan mabuk ini saya tanggap dengan tangan, karena jaring saya patah jadi gak bisa saya pakai," ujar pria berusia 56 tahun ini.
Ikan hasil tangkapannya itu ia jual dengan harga bervariatif tergantung jenisnya. "Kalau ikan bader, jenis warna merah murah mas. Tadi saya jual cuman Rp 30 ribu per kilo. Kalau ikan jenis rengkik, buat sampeyan Rp 60 ribu saja. Kalau sampeyan beli di bendungan sana lebih mahal," katanya sambil menawarkan ikan kepada Ngopibareng.id, Selasa 7 Maret 2023.
Ikan kali memang bisa dikatakan lebih mahal ketimbang ikan yang hidup di air tawar. Jika diadu kualitas rasa jenis ikan kali lebih lezat dan gurih.
Advertisement