PKK Surabaya Sosialisasikan Jago Ceting untuk Cegah Stunting
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Tim Penggerak PKK Kota Surabaya mulai melakukan sosialisasi progam Jagongan Cegah Stunting (Jago Ceting) di kalangan masyarakat.
Ketua Tim Penggerak PKK Surabaya, Rini Indrayani mengatakan, program ini baru dalam mencegah stunting atau gangguan tumbuh kembang anak di Kota Pahlawan yang sampai saat ini masih cukup tinggi.
Program ini sangat penting untuk diketahui masyarakat agar tau cara penanganan yang tepat. Apabila salah penanganan dapat menyebabkan kematian.
"Stunting tidak hanya disebabkan karena faktor kesehatan. Tapi bisa karena faktor ekonomi, perilaku hidup bersih, pola asuh, dan lingkungan," kata Rini Indriyani, Minggu 17 September 2021.
Oleh karena itu, ia bersama dengan seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Surabaya, Puskesmas, kecamatan, kelurahan, dan kader-kader PKK berkolaborasi untuk mengatasi stunting. Sebab, menurutnya, untuk mengatasi stunting membutuhkan banyak kolaborasi dengan banyak pihak.
"Jika semua sudah punya pemahaman yang sama, visi yang sama, dan kita isi saling bantu, saling isi dalam bekerja. Insya Allah harapan kita akan diijabahi Allah SWT," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menjelaskan, bahwa Pemkot Surabaya terus berupaya dalam mencegah stunting di Kota Pahlawan. Salah satunya adalah melalui Program Jago Ceting yang terus digalakan di tingkat kecamatan dan kelurahan.
"Upaya menurunkan angka stunting ini terus kita lakukan. Program Jago Stunting ini menyasar setiap kecamatan dan kelurahan untuk memberikan sosialisasi, membedah masalah, dan memberikan solusi agar segera bisa memberikan penanganan yang dibutuhkan," jelas Kadinkes yang akrab disapa Feny itu.
Bahkan, Feny mengaku, bahwa sejak remaja putri telah mengalami haid, pihak Puskesmas akan memberikan tablet Zat Besi (Fe), sebagai penambah darah dan menjaga kesehatan reproduksi. Pihaknya juga terus memberikan pendampingan untuk mempersiapkan remaja putri tetap sehat.
"Pendampingan terus kita lakukan, baik sebelum menikah hingga sudah menikah. Kami juga terus memberikan pengertian dan mendorong para ibu agar tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi mereka sebagai upaya pencegahan stunting," ungkap dia.
Selain itu, Feny mengatakan, para ibu bisa melakukan pengecekan kesehatan secara gratis dengan memanfaatkan program yang telah dibuat oleh Pemkot Surabaya. Seperti fasilitas Universal Health Coverage (UHC), yang bisa diakses menggunakan BPJS secara gratis.
"Kita memiliki program UHC BPJS. Jadi tidak perlu takut lagi untuk memeriksakan kesehatan, karena saat ini bisa dilakukan secara gratis atau tanpa dipungut biaya," pungkasnya.
Advertisement