Ospek UB Tanpa Jaket Almamater Bikin Kecewa dan Tak Berkesan
Pengenalan Kehidupan Kampus (PKK) Mahasiswa Baru (maba) Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur tak disertai oleh adanya jas almamater yang disematkan kepada para maba UB 2019.
Fenomena tersebut mendapat tanggapan yang beragam dari para maba UB, salah satunya adalah Faras Aldi Rumi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Ia mengaku bahwa pembagian jas almamater memang terlambat, dari pihak rektorat memberikan konfirmasi akan dibagikan pada bulan September.
“Sebaiknya kalau memang jas almamater diperlukan untuk acara formal seperti ospek ini, harusnya dikerjakan dengan lebih cepat. Biar kita saat ospek lebih lengkap dengan jas almamater,” tuturnya.
Faras mengungkapkan untuk tanggal detail penerimaan jas almamater berdasarkan informasi yang didapatkan dari panitia ospek Raja Brawijaya mulai tanggal 25 sampai 30 September yang dibagi tiap-tiap Fakuktas.
Senada dengan Faras, maba dari Fakultas Kedokteran, Laily, mengatakan bahwa dari pihak rektorat diumumkan jika pembagian almamater dilakukan pada bulan September.
“Kalau kemarin itu kan sudah keluar jadwalnya akhir bulan September dibagikan. Anak-anak banyak yang ospek ga pake almet. Sebenarnya sih ga masalah ya tapi kurang berkesan gitu ya,” ungkapnya.
Laily menanggapi perihal tersebut disebabkan oleh jumlah maba UB padaa tahun ini lebih banyak daripada tahun lalu. Keterlambatan pembagian jas almamater tersebut sebenarnya pernah terjadi sebelumnya yaitu pada 2015 lalu.
Hal itu diungkapkan oleh Mohammad Iqbal, mahasiswa angkatan 2015, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB.
“Pernah juga terlambat tahun 2015, saya sih merasa kecewa karena sebagai mahasiswa baru kita punya ekspektasi terhadap jas almamattter itu,” tuturnya.
Iqbal menerangkan perihal almamater bukan perkara penting atau tidak, namun itu merupakan hak dari mahasiswa untuk menerimanya.
“Waktu itu telat juga hampir satu semester. PKK Maba pada bulan Agustus. Jas almamaternya dibagikan antara bulan Oktober atau November,” ungkapnya.
Sebelumnya Wakil Rektor II UB, Gugus Arianto, meminta maaf ketika sesi konferensi pers PKK Maba UB 2019, di Gedung Rektorat lantai 1, pada Selasa 13 Agustus 2019, kemarin.
“Harusnya sudah mulai memulai produksi sejak Januari, tapi mereka dari vendor baru mulai pengerjaan bulan Maret,” ungkapnya.