PKI Ini, Adik D.N. Aidit, Terus Posting Ujaran Kebencian
PKI ini terus menebar ujaran kebencian. Melalui akun FB-nya, Asahan Alham, terus menyuarakan kebangkitan PKI, menghina TNI, dan memprovokasi rakyat NKRI
Adik tiri tokoh PK D.N. Aidit ini, misalnya, Sabtu (23/9) sore tadi posting kaljmat ini : "Satu Jenderal Cerdik Lebih Bahaya Dari Sejuta Prajurit Bodoh."
Rupanya ia menanggapi upaya cerdik Panglima TNI Jenderal Gatot yang mengatakan sengaja sedang memancing di air keruh dengan mewajibkan nobar film Pengkhianatan G-30-S PKI agar yang pro PKI dan antek-antek PKI keluar semua.
Asahan Alham, lahir di Tanjung Pandan, Belitung, Sumatera Selatan 4 Desember 1938, dengan nama asli Asahan Aidit. Ia lahir dari satu bapak dengan D.N Aidit, tapi dari lain ibu.
Asahan kini tinggal di negara Belanda. Ketika meletus G-30-S PKI ia sedang kuliah jurusan Filologi di Moskow, Uni Soviet (sekarang Rusia). Sejak itu ia tak pernah lagi kembali ke tanah air.
Di masa tuanya sekarang, dalam beberapa sebulan belakangan, ia aktif jadi penggiat PKI di medsos, yang terus menebar kebencian.
Postingan lain, hari ini, ia menulis :
HAMPIR TIBA SAATNYA"PKI RAHASIA"MELAKSANAKAN TUGASNYA. PERTAMA MEMILH YANG TERJAHAT DAHULU.MAAF, ATAS NAMA KEADILAN.
Postingan lelaki yang pernah kuliah di Fakultas Sastra UI tahun 1961 ini sangat berbau PKI, penuh kebencian, menghina TNI, fitnah dan terus ingin memecah belah bangsa Indonesia.
Belum ada kabar kapan lelaki gaek sisa-sisa PKI ini ditangkap.
Siapa Asahan Ahlan? Menurut Wikipedia, Asahan di tahun 1975 pernah belajar bahasa dan sastra Vietnam di Universitas Hanoi. Tahun 1978 mendapatkan gelar PhD-nya.
Asahan mulai menulis pada tahun 1952, diantaranya pernah dimuat di majalah Waktu, Mimbar Indonesia, Sunday Courier, dan di beberapa ruang kebudayaan surat kabar Jakarta pada tahun-tahun 50-an.
Selain menulis puisi, Asahan juga menulis prosa. Puisi dan cerpennya lebih banyak di muat di media eksil, seperti majalah Arah, Arena dan Kreasi.
Pada tahun 1993, kumpulan sajaknya yang pertama, berjudul Perjalanan dan Rumah Baru diterbitkan oleh Stichting ISDM Culemborg, Belanda. Kumpulan sajaknya 23 Sajak Menangisi Viet Triditerbitkan oleh Pustaka Jaya, Jakarta, tahun 1998.
Novelnya yang pertama, Perang dan Kembang, juga diterbitkan oleh Pustaka Jaya tahun 2001.Cinta Perang dan Ilusi, kumpulan cerpen memoar Antara Moskow - Hanoi diterbitkan Lembaga Humaniora Depok, 2006.
Tahun 2009, memoarnya, Azalea: Hidup Mengejar Ijazah, diterbitkan oleh Ultimus.(dmr)