PKB Berpandangan, Kunci Memenangi Pilpres Ada di Islam dan Jawa
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengklaim kunci untuk memenangi pemilihan presiden (pilpres) di Indonesia saat ini adalah Islam dan Jawa.
Kesimpulan Jazilul tersebut dihitung berdasarkan suara pemeluk agama Islam di Indonesia yang saat ini mencapai 86 persen. Sedangkan, pemilih dari etnis Jawa mencapai sekitar 40 persen.
"Jika kita melihat pada pemilu presiden, maka kata kuncinya untuk menjadi pemenang atau menjadi presiden, kata kuncinya: satu Islam dan yang kedua Jawa," kata dia dalam diskusi di kanal YouTube ICMI, dikutip Jumat 30 September 2022.
Meskipun demikian, Jazilul menilai partai-partai berbasis Islam saat ini tetap mengalami kesulitan untuk meraup suara mayoritas dalam pemilu. Pasalnya, kata dia, ideologi politik di Indonesia kini telah beralih ke politik pragmatisme atau politik transaksional.
Wakil Ketua Umum PKB itu menyebut kondisi itu kemudian mempersulit. Sebab mayoritas partai Islam seperti PKB, PAN, PPP, maupun PKS tak cukup memiliki modal atau ongkos politik.
Wakil Ketua MPR itu berpendapat bahwa partai-partai Islam tak cukup memiliki sumber ekonomi yang seperti pengusaha atau ekonom. "Artinya kegagalan politik umat Islam dalam tanda kutip itu karena kegagalan umat Islam untuk masuk menjadi kekuatan ekonomi, kekuatan usaha," katanya.
Jazilul mengakui penurunan perolehan suara partai Islam di pemilu karena berhadapan dengan politik pragmatisme. Menurut dia, politik pragmatisme atau transaksional, melihat politik seperti pasar. "Jadi partai politik itu seperti dunia pasar malam, semua ditransaksikan juga pada akhirnya, ideologinya menurun," kata Jazilul.
Sebagai informasi, terkait sulitnya orang luar Jawa jadi presiden pun pernah diungkap Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam dialog dengan Rocky Gerung di saluran Youtube beberapa waktu lalu, Luhut mengatakan orang-orang dari luar Jawa harus sadar diri jika berpikiran untuk maju sebagai presiden dalam waktu dekat.
"Apa harus jadi presiden aja kau bisa mengabdi? Harus tahu diri juga lah, kalau kau bukan orang Jawa," ujar Luhut saat berbincang dengan Rocky yang dikutip dari akun youtube RGTV Channel, Rabu 21 September 2022.
"Ini bicara antropologi. Kalau Anda bukan orang Jawa dan pemilihan langsung [terjadi] hari ini--saya enggak tahu 25 tahun lagi--udah lupain deh. Enggak usah kita memaksakan diri kita, sakit hati," lanjutnya.
Rocky kemudian mengamini pernyataan Luhut bahwa itulah fakta antropologi yang ada di Indonesia. Dia juga menilai keadaan tersebut menjadi salah satu aspek yang membatalkan ambisi orang luar Jawa menjadi presiden.
Luhut menimpali dengan mengatakan dirinya termasuk orang yang nyaris tak mungkin jadi Presiden karena keadaan tersebut. Menko Marves itu pun hanya dapat menerima situasi sehingga memilih menjauh dari keriuhan bursa calon presiden.
"Antropologi kita basisnya adalah ethnicity, dan faktualitas itu yang kadangkala membatalkan ambisi orang menjadi presiden," kata Rocky Gerung yang sebelumnya juga dikenal sebagai akademisi filsafat tersebut.
"Ya termasuk saya. Saya double minoritas. Sudah Batak, Kristen lagi. Jadi saya bilang sudah cukup itu, kita harus tahu," timpal Luhut.