PJB Kembangkan EBT, 2025 Ditargetkan Capai 23 Persen
PT Pembangkit Jawa-Bali (PJB) kembangkan energy baru terbarukan dengan menargetkan mencapai target 23 persen pada 2025 mendatang. Hal ini disampaikan Direktur Pengembangan dan Niaga PT Pembangkit Jawa-Bali (PJB), Iwan Purwana, dalam webinar "Pengembangan Energi Baru Terbarukan PJB di Indonesia" yang digelar Selasa, 12 Oktober 2021.
Menurutnya, potensi EBT di Indonesia menjadi megnet tersendiri bagi dunia internasional, karena memiliki potensi yang cukup besar.
"PJB memiliki program pengembangan melalui beberapa skema. PJB juga mempunyai skema PLT Hybrid, yakni tenaga campuran, terdiri dari diesel, tenaga surya, dan baterai," ujar Iwan Purwana.
Iwan menjelaskan, PJB terus mendorong penerapan EBT di beberapa wilayah. Salah satu yang mulai diterapkan adalah memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur.
"Salah satu PLTS yang sedang dipersiapkan adalah PLTS yang ada di kawasan Bawean. Rencananya, pengembangan PLTS floating 2 MWp + BESS 400 kWH sebagai penambahan pembangkit sistem di Bawean yang akan dimulai November 2021," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pakar Bioenergy Engineering dan Agricultural Engineering dari Universitas Brawijaya, Malang, Bambang Susilo, juga mengatakan bahwa potensi EBT di Indonesia cukup besar, terlebih Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah.
"Potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sangat melimpah di antaranya aliran air, tanaga surya atau matahari, biomassa, bahan bakar nabati, biogas, suhu kedalaman laut, angin, ombak laut, dan panas bumi (geothermal)," kata Bambang.
Bambang menjelaskan, secara umum energi baru adalah energi yang dihasilkan oleh teknologi baru, dan energi terbarukan adalah energi yang dalam waktu pendek bisa diperbarui.
Kemudian dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik.
"Oleh karena itu, perlu kiranya didorong terus pengembangan EBT, sehingga mampu menjadikan Indonesia mandiri dengan sumber daya alamnya," ungkap Bambang.
Bambang mencontohkan salah satu EBT yang bisa memanfaatkan lahan pertanian, yakni biomassa. Menurutnya, energi biomassa yang memanfaatkan lahan pertanian akan meningkatkan peluang pemberdayaan masyarakat di pedesaan.
"Tentunya akan muncul pertanyaan lahan pertanian nantinya akan digunakan pertanian atau energi. Tetapi hal tersebut akan membuat peluang yang sangat besar bagi pemberdayaan masyarakat di pedesaan," tutupnya.