Pinjam Dana Triliunan Rupiah untuk Pembangunan Kota, DPRD Surabaya Minta Pemkot Berpikir Dua Kali
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Surabaya, Imam Syafii khawatir tentang rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk meminjam dana sebesar kurang lebih Rp4 triliun kepada PT SMI.
Pinjaman itu rencananya akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek pembangunan, termasuk untuk pembangunan jalan lingkar luar barat (JLLB) di kawasan Surabaya Barat. Imam menjelaskan, meskipun menempuh mekanisme pinjaman dengan sistem kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), rencana tersebut dirasa perlu dikaji lebih mendalam.
"Saya cukup kaget saat membaca berita tentang rencana pemkot untuk meminjam Rp4 triliun. Salah satu alokasinya adalah untuk jalan lingkar luar barat (JLLB), sekitar Rp600 miliar. Saya rasa ini program yang bagus, tetapi kita harus mempertimbangkan beban bunga dari pinjaman tersebut," kata Imam.
Dirinya mengungkapkan, meski pemerintah kota memilih PT SMI karena menawarkan bunga lebih rendah dibandingkan Bank Jatim, bunga yang tetap tinggi, sekitar 6,5 persen, hal itu sama saja dapat membebani APBD Kota Surabaya.
Imam menambahkan, jika pinjaman tersebut jadi direalisasikan, maka bunga yang harus dibayar bisa mencapai ratusan miliar. Oleh sebab itu, dirinya meminta agar Pemkot untuk berpikir dua kali dengan pertimbangan yang matang mengenai urgensi pinjaman itu.
"Jika proyek ini memang sangat mendesak, ya tidak apa-apa. Namun, kita perlu memastikan agar skema pinjamannya lebih ringan, dengan bunga yang lebih rendah dan tenor yang lebih panjang," ujar Imam.
Politikus NasDem ini semakin risau karena menurutnya, selama lima tahun terakhir, target pendapatan asli daerah (PAD) yang dipatok oleh Pemkot Surabaya belum pernah tercapai. Ia khawatir jika pinjaman ini diteruskan, akan menambah beban utang yang berpengaruh ke program-program lain, seperti dana kelurahan.
"Jika dana kelurahan dipakai untuk membayar bunga utang, tentu kami sesalkan. Kami ingin melihat manfaat langsung bagi masyarakat, bukan justru menguntungkan pihak lain," tegasnya.
Imam juga menyoroti potensi pihak-pihak yang akan diuntungkan dari proyek ini. Ia menyebutkan, sejumlah pengembang besar sudah mulai membangun cluster perumahan baru di sekitar kawasan proyek. Ia khawatir proyek tersebut hanya akan menguntungkan pihak pengembang, bukan warga.
"Saya sering melewati area pertigaan Karang Pilang sampai Menganti, dan melihat banyak developer besar yang membangun cluster perumahan. Saya khawatir mereka sudah mendapatkan informasi lebih awal mengenai rencana pembangunan jalan ini," katanya.
Ia juga menyebut, pemerintah kota jangan terlalu bergantung pada janji kepada para pengembang raksasa. Menurutnya, hal ini bisa menjadi bom waktu dan akan merugikan masyarakat.
"Jika proyek ini hanya didorong oleh janji kepada pengembang besar, sementara masyarakat tidak mendapatkan manfaat nyata, tentu ini harus dipertanyakan," terangnya.
Sebagai anggota Badan Anggaran DPRD Kota Surabaya, dirinya pun belum mendapatkan informasi resmi terkait rencana pinjaman dalam jumlah fantastis yang akan dilakukan oleh Pemkot Surabaya tersebut.
"Sebagai anggota Badan Anggaran, saya baru mendengar ini dari berita. Saya harap informasi ini lebih transparan dan kami dapat melakukan kajian bersama untuk memastikan keputusan yang diambil tidak merugikan masyarakat," katanya.
Untuk itu, dirinya menegaskan, bilq dalam pembahasan rencana anggaran ada hal-hal yang akan membawa kerugian bagi masyarakat, DPRD Kota Surabaya akan menolak rencana tersebut.
"Kami akan menolak jika ternyata rencana ini hanya menguntungkan pengembang dan tidak memberikan manfaat nyata bagi warga Surabaya," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Walikota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, pemkot menyiapkan strategi agar pembangunan Kota Surabaya tidak sampai memberatkan fiskal pemerintah pusat ke depannya dengan melakukan pinjaman ke pihak alternatif, seperti ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan bank lain.
“Kami akan melakukan pembiayaan, yang insyaallah akan bisa dilakukan (pinjaman) SMI, bisa dilakukan melalui bank. Tapi kemarin kita masih negosiasi soal besaran bunganya. Insya Allah kalau ini lancar, pembiayaannya ini sekitar Rp5 triliun lebih yang kami usulkan kepada SMI sehingga kota bisa mempercepat pembangunan seperti yang dikatakan Pak Presiden,” pungkasnya.