Pimpinan DPRD: Penanganan Covid-19 Harusnya Berawal dari Keluarga
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astutu mendorong agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, dalam hal ini Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) supaya memastikan kondisi anak-anak dari keluarga yang tengah isolasi mandiri, isolasi di tempat yang disiapkan pemerintah ataupun yang tengah dirawat di Rumas Sakit.
Apalagi tak sedikit bayi, balita, hingga anak berusia 10 tahun yang harus terpisah dari orang tuanya karena Covid-19. Orang tua diisolasi, anak dirawat di rumah oleh keluarga lainnya. Untuk itu, ia meminta Pemkot untuk bisa 'tanggung jawab' terhadap nasib anak-anak Surabaya itu.
"DP5A Pemkot Surabaya semestinya melakukan pendataan dan pendampingan anak-anak yang orang tuanya kini sedang menjalankan isoman, isolasi di tempat yang disiapkan pemerintah atau penanganan di RS. Jadi, dipastikan kondisi anak-anaknya seperti apa, baik kebutuhan makanan dan kesehatannya agar tumbuh kembangnya optimal. DP5A Pemkot Surabaya harus benar-benar memberikan perhatian dan memastikan betul," kata Reni.
Pimpinan DPRD Surabaya ini juga memberi perhatian terhadap meningkatnya anak yang menjadi yatim atau yatim piatu di tengah situasi pandemi. Hal ini menurutnya harus mendapat perhatian Pemkot bersama seluruh pihak yang peduli atas kelanjutan pendidikan mereka.
Hal penting lainnya, penguatan ketahanan keluarga sebagai hal yang harus menjadi prioritas program pemkot. Baginya, salah satu garda terdepan penanganan pandemi ada di keluarga. Sosialisasi masalah protokol kesehatan, testing, hingga vaksinasi bisa dimulai dari keluarga.
"Prinsipnya adalah tentang bagaimana program penanganan Covid-19 juga memberikan perhatian terhadap tumbuh kembang anak. Memastikan kebutuhan anak-anak kita saat ini terpenuhi, baik pendidikannya dan juga perlindungan kesehatannya, utamanya bagi anak-anak yang orangtuanya terpapar atau yang wafat di masa pandemi. Keluarga itu garda tedepan," katanya.