Pilwali Surabaya, Pengamat: Cari Aman, PDIP Bisa Usung Siapapun
Pengamat politik dan peneliti Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam mengatakan, siapa saja bisa diusung oleh PDI Perjuangan, dalam kontestasi Pilwali Surabaya 2020. Alasannya, PDIP mengusung misi wajib memenangkan Pilwali Surabaya tahun depan.
"Pdip jika sampai kalah di pilwali Surabaya, sungguh akan berbahaya. Maka dari itu, mereka akan mengusung siapa saja agar menang," kata Surokim kepada ngopibareng.id, Selasa 8 Oktober 2019.
Jika PDIP kalah dalam pertarungan di Surabaya, itu bisa meruntuhkan kekuatan PDIP di Jawa Timur, dan akan berdampak dengan program kerja dari Presiden Joko Widodo, khususnya di Surabaya.
Terlebih pada Pilgub 2018 lalu, PDI Perjuangan sudah mengalami kekalahan, saat pasangan yang diusung PDI Perjuangan yakni Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) - Puti Guntur Soekarnoputri, kalah dari pasangan Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak.
"PDIP jelas akan tetap mengusung misi wajib menang di pilwali Surabaya 2020 dan itu artinya PDIP akan menjadi partai yang paling terbebani di pilwali ini. Jika kalah di Pilwali, akan otomatis menggangu kelancaran koordinasi dan komunikasi dengan Presiden dan DPRD," katanya.
Oleh karena itu, Surokim memprediksi, PDIP akan mengusung siapa saja, asalkan menang. Selain itu, PDIP cenderung akan selektif dan berhati-hati dalam menentukan calon yang diusung. PDIP juga ia prediksi cenderung bermain aman dengan mengusung calon-calon potensial untuk meneruskan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Alasannya, tingkat kepuasan publik Surabaya terhadap kinerja Risma tergolong tinggi, yakni diatas 80 persen.
"Mereka bisa usung siapapun yang penting menang. Bukan lagi uji coba, karena harus bisa meneruskan kesuksesan Risma. Jadi ya harus yang menurut survey dan masyarakat bisa meneruskan Risma," katanya.
Dengan hal itu, otomatis akan membuka peluang kepada calon-calon yang direkomendasikan oleh Risma. Meskipun, calon itu bukan berasal dari kader internal PDI Perjuangan.
"Kepercayaan publik yang tinggi terhadap Risma, itu membuat PDI Perjuangan harus selektif toh. Jadi rekomendasi Risma juga harus didengarkan kalau mau menang. Tidak bisa lagi asal taruh nama karena ia kader internal. Pasti DPP berhari-hati, berbekal pengalaman pilgub lalu," kata Surokim.