Pilwali Surabaya Masih Sulit Diprediksi
Pertarungan dalam Pilwali Surabaya 2020, menurut Peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, masih susah untuk diprediksi.
Hal itu dikarenakan, baru terlihat nama Irjen Pol Machfud Arifin saja yang sudah hampir dipastikan akan maju dalam Pilwali.
"Kalau PDI Perjuangan (PDIP), sampai saat ini masih belum diketahui akan merekomendasikan siapa, karena masih banyak nama, meski nama Whisnu Sakti Buana dan Eri Cahyadi menguat, tapi semua belum pasti," ucap Surokim kepada ngopibareng.id, Kamis 23 Januari 2020.
Surokim menilai, situasi saat ini masih kompleks, mengingat PDIP belum menentukan siapa yang diusung.
"Karena rekom PDIP saya rasa sepaket ya langsung cawali dan cawawalinya. Jadi tinggal lihat siapa yang dapat rekom, dan siapa gandengannya Pak Machfud," ujarnya.
Surokim mengatakan, tugas berat sudah menanti paslon yang akan bertarung di Pilwali Surabaya 2020. Baik itu dalam pertarungan head to head, atau ada lebih dari dua paslon.
Saat ini, lanjut Surokim, ada dua ceruk pemilih yang cukup besar di Kota Surabaya. "Jumlah pemilih di sektor rasional, kritis, ekonomis semakin banyak. Selain itu ada pemilih tradisional yang berdasar pada sosiologis dan psikologis," jelasnya.
Dekan FISIP Universitas Trunojoyo Madura ini menjelaskan, Surabaya merupakan kota yang jumlah pemilih rasionalnya terus bertambah.
Hingga sampai saat ini, dari data yang dimiliki Surokim, jumlah pemilih rasional di Surabaya mencapai 38 persen atau sekitar 850 ribu orang.
"Karena beda seperti di desa, dimana pemilih tradisional lebih mendominasi. Paslon harus kerja keras untuk meraih dua ceruk itu, baik rasional maupun tradisional," jelasnya.
Surokim bukan tanpa alasan mengatakan hal tersebut. Hal itu bisa dilihat dalam Pemilu Legislatif 2019 lalu, di mana ada partai baru yang meraih kursi cukup banyak di Surabaya.
"Lihat PSI kursinya menyamai Demokrat dengan empat wakil di DPRD Surabaya. Di DPRD Jatim, dapil 1 nyaris lolos. Itu jadi bukti pemilih di Surabaya semakin rasional," ujarnya.
Meski begitu, dalam urusan Pilkada, Surokim mengakui bahwa sosok figur lebih penting dan tidak bisa disamakan dengan Pileg.
"Yang jelas kita tunggu, siapa yang direkom PDI Perjuangan, karena sampai sekarang kita cuma raba-raba. Sedangkan bacawali silahkan saja main klaim, dan pede, yang jelas rekom belum turun," pungkasnya.