Pilpres Filipina 2022, Anak Jadi Capres Bapaknya Jadi Cawapres
Sara Duterte-Carpio, putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan dirinya tidak akan mencalonkan diri pada pemilihan Presiden pada Mei 2022. Tetapi banyak yang meragukan, karena Sara sudah berbulan-bulan melakukan pertemuan dengan kelompok politik utama di negara itu.
Sara Duterte-Carpio, yang saat ini menjadi walikota Davao, mengatakan pada hari Kamis bahwa dengan keputusan ayahnya untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden, dia tidak akan mencalonkan diri untuk jabatan puncak.
Duterte sendiri hari Rabu menerima pencalonan partainya untuk jadi wakil presiden. Dia secara konstitusional dilarang menduduki masa jabatan kedua sebagai presiden, karena itu akan mencalonkan diri untuk jabatan wakil presiden.
Para pendukung Duterte sebelumnya telah melontarkan gagasan akan mengajukan pasangan anak-bapak yaitu Sara-Duterte sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Anak jadi presiden, sedang bapaknya jadi wakil presiden.
Duterte sebelumnya adalah walikota Davao. Ketika dia tidak lagi diizinkan mencalonkan diri untuk posisi itu karena batasan masa jabatan, dia mencalonkan diri sebagai wakil walikota, sementara anaknya, Sara menjabat sebagai walikota.
Survei yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir telah menunjukkan Sara Duterte sebagai kandidat teratas untuk pemilihan presiden 2022.
Spanduk besar bertuliskan gambar Sara Duterte-Carpio dan slogan-slogan yang mendesaknya untuk maju juga muncul di seluruh negeri. Dia tidak membantah telah mengadakan pertemuan dengan blok politik besar dan politisi terkemuka, beberapa di antaranya telah menawarkan untuk mencalonkan diri sebagai wakil presidennya.
Para calon presiden memiliki waktu hingga 8 Oktober untuk secara resmi untuk mendaftarkan diri. Namun, mereka masih dapat menarik pencalonan mereka hingga 15 November – atau mereka dapat mengundurkan diri jika mereka dapat menemukan pesaing lain untuk menggantikannya. Pada 2015, ketika salah satu kandidat keluar, Duterte mengajukan pencalonan diri sebagai presiden, setelah sebelumnya mengatakan dia tidak akan ikut serta dalam pemilihan.
Pada hari Kamis, ketika Sara Duterte-Carpio ditanya wartawan Philippine Daily Inquirer, apakah dia akan mencalonkan diri sebagai presiden jika ayahnya mundur dari pencalonan wapres, dia menjawab, “Ini adalah pertanyaan hipotetis. Tanpa rincian lengkap dari skenario yang sebenarnya. , saya tidak bisa menjawab sekarang.”
Pada hari Rabu lalu, Partai PDP-Laban menominasikan Presiden Duterte sebagai calon wakil presidennya, dengan ajudannya yang paling tepercaya Senator Bong Go sebagai presiden.
Namun Bong Go menolak untuk menerima nominasi tersebut. Sebelumnya, dia mengatakan bahwa dia akan menyerahkan keputusan akhir pencalonan presiden kepada keluarga Duterte.
Ada juga perpecahan di dalam partai politik Duterte sendiri. Sayap lain yang dipimpin oleh juara tinju internasional Senator Manny Pacquiao juga mengatakan akan mencalonkan kandidat nasionalnya sendiri.
Pacquaio, yang dikatakan sedang mempertimbangkan pemilihan presidennya sendiri, diperkirakan akan membuat keputusan pada 19 September, menurut Ronwald Munsayac, juru bicara dari faksi senator. Pacquaio juga berasal dari Mindanao di selatan, yang saat ini menjadi kubu Duterte.
Ronwald Munsayac kemarin mengatakan bahwa pengumuman oleh Duterte dan Go adalah kamuflase untuk kandidat lain di Davao, kata Ronwald Munsayac tanpa menyebut nama Sara Duterte-Carpio.
Analis politik Filipina, Ramon Casiple mengatakan bahwa orang Filipina seharusnya tidak percaya pernyataan Sara Duterte-Carpio sampai batas waktu pendaftaran calon. Casiple mengatakan bahwa Duterte telah memberitahunya lebih dari setahun yang lalu bahwa dia ingin putrinya itu, Sara Duterte-Carpio menggantikannya sebagai presiden.
“Semua manuver ini, semua yang Anda saksikan hari ini sebenarnya lebih merupakan taktik,” kata Ramon Casiple seperti dikutip Al Jazeera.
Di media sosial, analis politik lain Richard Heydarian, ditanya tentang deklarasi Duterte-Carpio, mengatakan: "Apakah mereka tidak punya naskah lain?"
Rodrigo Duterte mempunyai banyak masalah bisa tidak punya kekuasaan. Dia kemungkinan akan menghadapi tindakan hukum, termasuk kemungkinan dakwaan di hadapan Pengadilan Kriminal Internasional atas apa yang disebutnya perang terhadap narkoba. Analis politik mengatakan Presiden Duterte menginginkan penggantinya dapat melindunginya dari tuntutan-tuntutan. (nis)