Pilpres, Dai dan Khatib di Jember Diminta Jaga Netralitas Politik
Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Jember dan Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama Jember, memberikan bimbingan teknis terhadap khatib dan dai se-Kabupaten Jember. Dalam kesempatan itu, DMI berpesan agar tokoh agama ini menjaga netralitas politik, menjelang Pilpres 2024.
Bimtek gelombang II tersebut digelar di Aula Universitas dr Soebandi, Jember, Minggu, 06 November 2022.Bimtek tersebut bertujuan membentuk khatib dan dai berwawasan ahlu sunah wal jamaah. Khatib dan dai di Kabupaten Jember diharapkan juga bisa melawan pengaruh kelompok intoleran.
Pada kesempatan itu, menyikapi tahun politik, para khatib dan dai di Kabupaten Jember juga diminta memberikan edukasi politik yang dapat mempersatukan umat, bukan memecah belah.
Ketua PD DMI Jember Hawari Hamim mengatakan, bimtek bagi khatib dan dai muda di Kabupaten Jember ini diselenggarakan sebagai bentuk melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa Indonesia. Para pendiri bangsa telah berjuang membentuk negara Indonesia yang moderat.
“Atas perjuangan para pendahulu kita, Indonesia menjadi bangsa yang moderat, santun dan tidak radikal. Kebinekaan bangsa Indonesia harus tetap kita jaga dan perjuangkan,” kata Hawari, Minggu, 6 November 2022.
Untuk itulah, PD DMI Jember bersama LTMNU Jember merasa perlu memberikan bimtek kepada para dai dan khatib di Kabupaten Jember. Diharapkan secara bertahap, seluruh khatib dari kurang lebih 3.000 masjid di Kabupaten Jember bisa diberikan bimtek secara keseluruhan.
Sebab, potensi munculnya gerakan kelompok intoleran di Kabupaten Jember hingga saat ini masih cukup tinggi. Diharapkan khatib dan dai muda di Kabupaten Jember turut serta melawan kelompok intoleran tersebut melalui pola dakwah yang moderat.
“Melalui bimtek ini para khatib dan dai muda tidak hanya dibekali bagaimana menyampaikan dakwah tentang keislaman, tetapi juga tentang kebangsaan,” jelas Hawari.
Dengan wawasan kebangsaan yang dibingkai dengan keislaman, Hawari berharap para khatib dan dai muda di Jember mampu menolak paham radikal. Baik radikal kiri yang cenderung eksklusif maupun radikal kanan yang cenderung liberal.
Khatib dan Dai Diminta Jaga Netralitas di Tahun Politik
Selain diminta menekan potensi perpecahan karena kelompok intoleran dan beragama, khatib dan dai Jember juga diminta menjaga persatuan umat di tahun politik. Khatib maupun dai diminta menjaga netralitas di tahun politik.
“Saya selaku Ketua PD DMI dan LTM NU Jember mengimbau agar khatib dan dai, termasuk pengurus takmir masjid menjaga netralitas politik di tahun politik,” lanjut Hawari.
Khatib dan dai dalam menyampaikan ajaran Islam, jangan sampai dicampuradukkan dengan kepentingan politik, seperti kampanye. Meski demikian, DMI Jember tidak melarang khatib, dai, dan pengurus takmir terlibat dalam urusan politik, agar masyarakat tidak resah dan bingung.
“Tidak terjun ke politik itu lebih baik. Kalaupun terpaksa harus turun ikut dalam kampanye, tolong status dai maupun pengurus takmir dilepas terlebih dahulu. Tolong sampaikan bahwa saat itu dia bukan dalam kapasitas sebagai dai maupun pengurus takmir,” pungkas Hawari.