Pilpres 2024, Pengamat Politik Sebut Jokowi Effect di Jatim Kuat
Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Suko Widodo menyebut pengaruh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo masih kuat di Jawa Timur menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Hal tersebut, kata Suko, tampak dari kegiatan relawan Sapulidi yang tetap tegas satu komando mengikuti langkah Jokowi dalam Pilpres mendatang.
"Saat kegiatan relawan 'Sapulidi' itu menunjukkan bahwa masih ada fenomena 'Jokowi Effect', seperti peristiwa 10 tahun lalu, ketika Pak Jokowi maju pemilihan presiden," kata Suko.
Menurut Suko, Jokowi masih mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pusaran politik di Indonesia meski tak bisa lagi mencalonkan diri sebagai presiden pada 2024.
Sementara, terkait kata ojo kesusu, lanjut dosen Komunikasi Unair itu, memperlihatkan bahwa Jokowi masih bisa mengendalikan relawan atau massa.
"Kata-kata ojo kesusu, memperlihatkan bahwa Pak Jokowi masih bisa mengendalikan massa atau relawan. Acara tersebut sebagai bentuk show of force dari Pak Jokowi," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta relawan untuk santai mawon (santai saja) dan ojok kesusu (tidak terburu-buru) untuk memikirkan calon presiden tahun 2024.
"Banyak yang bisik-bisik ke saya, Pak niki dukung sinten nggeh?’ (pak ini dukung siapa ya?), lalu saya jawab santai mawon, ojok kesusu. Ojok ngante keliru (jangan sampai salah)," ujar Jokowi di sela sambutannya saat menghadiri kegiatan relawan "Sapulidi" di Surabaya, Minggu petang.
Kegiatan tersebut bertajuk bertajuk "2024 Satu Komando Ikut Pak Jokowi" diselenggarakan di Stadion Gelora 10 November Surabaya, yang dihadiri ribuan massa.
Menurut Jokowi, pemilihan presiden pada 2024 masih jauh sehingga tidak perlu ditentukan sekarang.
"Yang penting sekarang urusan ekonomi diselesaikan dulu secara bersama-sama," ucap orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Pada kesempatan sama, Jokowi meminta para relawan untuk selalu menjaga silaturahmi, bersatu dan kompak agar tidak keliru menentukan pemimpin di masa depan.
"Sapulidi ini adalah kapal besar yang memiliki banyak massa. Oleh sebab itu, sebagai penumpang harus kompak, erat berangkulan dan menjaga persatuan," kata dia.
"Yang paling penting harus solid dan terus menjaga komunikasi di antara kita," tambah Jokowi.
Presiden juga menyampaikan bahwa tidak mudah mengelola negara yang memiliki 278 juta penduduk, hidup di 17 ribu lebih pulau, dan terdiri dari 714 etnis.