Pilpres 2019, Kiai Sepuh se Jatim Kompak Tunggu Gus Ipul
Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI) mengatakan bahwa dukungan kiai sepuh dan ulama di Jawa Timur belum utuh di pemilihan presiden 2019. Ketua IGGI Jatim, KH Ahmad Fahrur Rozi mengatakan bahwa saat ini mayoritas kiai dan ulama masih menunggu sikap sekaligus rekomendasi dari salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Menurut Gus Fahrur, arah dukungan dari para ulama masih belum utuh. Saat ini, sebagian ulama di Jawa Timur memang sudah mendukung pasangan calon nomor urut 1, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Sementara itu, ada juga yang mendukung paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Ada beberapa alasan, para ulama dan kiai belum satu arah di pilpres. Utamanya, soal arah dukungan. Mereka saat ini ada yang sudah punya pilihan namun rata-rata pilihannya belum mantab," kata Gus Fahrur.
Pengasuh Pesantren An Nur Bululawang, Malang ini menyebut bahwa satu di antara figur yang bisa menyatukan kekuatan ulama adalah sosok Gus Ipul. Gus Ipul yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Jatim ini dinilai memiliki kedekatan dengan ulama-ulama besar di Jawa Timur.
"Para ulama masih menunggu Gus Ipul. Para ulama yang selama ini mendukung Gus Ipul, masih menunggu sikap resmi Gus Ipul," katanya.
Gus Fahrur menyebut Jokowi dinilai memiliki kedekatan dengan Gus Ipul mengingat pendamping Jokowi adalah KH Ma'ruf yang merupakan mantan Rais Aam PBNU.
"Kalau Gus Ipul ditunjuk menjadi salah satu koordinator dari unsur kiai dan ulama, maka kekuatan ini akan semakin kuat. Peluang menang Jokowi pun semakin besar," katanya.
Apalagi, Gus Ipul memiliki modal massa sekitar sembilan juta suara dari pilgub Jatim di pilkada serentak 2018 silam. "Pak Jokowi tinggal menjalin komunikasi dengan Gus Ipul. Gus Ipul bekerja, maka akan suaranya bisa semakin utuh," katanya.
Basis ulama yang selama ini digalang oleh Khofifah Indar Parawansa melalui Jaringan Kiai dan Santri Nasional (JKSN) dianggap tidak dapat memaksimalkan suara pesantren kepada Jokowi.
"Buktinya, selama ini Ibu Khofifah sudah berkerja namun suara ulama dan pesantren masih belum bisa satu suara," katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan pengamat Politik dari Universitas Airlangga, Novri Susan. Sikap politik Gus Ipul dinilai akan berdampak besar terhadap kubu Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurut Novri, Jawa Timur memiliki peran penting dalam dinamika politik nasional. Yang mana, Gus Ipul berperan besar di dalamnya. "Jawa Timur menjadi penentu dalam pilpres. Kemenangan Pilpres antara Jokowi dan Prabowo sangat ditentukan oleh Jawa Timur," katanya.
Menurut Pusat Kajian Pembangunan dan Pengelolaan Konflik (Puspek) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Negeri Airlanggar Unair) ini, dukungan dari Gus Ipul akan menambah signifikan suara Jokowi di Jatim.
Bahkan, presentasi peningkatannya bisa mencapai 15 persen. "Kalau misalnya Gus Ipul mendukung Jokowi saja, prosentase kemenangan paslon nomor urut satu bisa di atas 80 persen," kata Novri.
Novri memperkirakan, dibanding dekat dengan Prabowo-Sandi, kemungkinan besar Gus Ipul akan mendukung Jokowi-Ma'ruf. "Gus Ipul memang belum mementukan paslon yang mana. Namun, gesturenya sepertinya akan masuk dalam capres nomor satu," kata Novri.
"Nantinya, sikap politik Gus Ipul akan terlihat pasca selesainya masa jabatan beliau pada Februari mendatang," katanya menambahkan.
Ia mencontohkan basis massa Gus Ipul yang diraih pada pemilihan gubernur silam. Yang mana, Gus Ipul kala berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur, Puti Guntur Soekarno meraih 9.076.014 suara atau sekitar (46,45 persen) suara di Jatim.
Menurut Novri, basis massa ini membuktikan solidnya suara Gus Ipul dari kalangan Nahdliyin.
"Gus Ipul memiliki basis massa yang solid di kalangan nahdliyin. Sehingga, mobilisasi massa akan lebih mudah," katanya. (man)
Advertisement