Pilih Trump-isme atau Arahan Founding Fathers?
Oleh: Erros Djarot
Banyak yang bertanya pada saya; kapan badai virus Corona Covid-19 akan berlalu? Pertanyaan ini semakin sering dilontarkan ketika kabar gembira datang dari negeri Taiwan yang terbebas dari Corona Covid-19. Padahal Taiwan sebuah negara terdekat di mana virus yang pandemik ini bermula, Wuhan, China. Juga ketika tersiar berita bagaimana Vietnam dapat mengatasi penyebaran virus dan relatif cepat ke luar sebagai pemenang. Rakyat dan pemimpin di kedua negara tersebut berhasil menaklukkan ganasnya virus dalam kurun waktu yang relatif cepat dan menakjubkan.
Ternyata kunci keberhasilan yang diraih, erat terkait dengan kualitas budaya kehidupan pemimpin dan rakyat di negara tersebut. China dengan penduduk terbesar di dunia, dengan sangat disiplin dan sungguh-sungguh memerangi tebaran virus Covid-19 ini, lewat satu komando pemimpin mereka yang visioner, Xi Jinping. Banyak komentar kemudian mengatakan; yah karena China negara komunis wajar saja kalau rakyatnya pada nurut.
Komentar ini jelas melupakan satu hal; bahwa kesimpulan ini baru relevan bila terlontar pada tiga dekade yang lalu. Bagi yang belakangan pernah berkunjung ke negara tirai bambu ini, pasti akan langsung nyeletuk; rakyat pakaian seragam ala Mao sudah lama berlalu, bung! Di sana gedung-gedung menjulang tinggi dan penghuninya tak kalah dadanan ala mutakhir dibanding masyarakat di kota-kota besar di Amerika maupun daratan Eropa. Life style mereka seperti lazimnya warga di negara liberal-kapitalis. Jadi kesimpulan yang tertinggal hanya satu: masalah visi dan kepemimpinan!
Hal yang sama dimiliki oleh Taiwan yang sekarang dipimpin oleh seorang perempuan tangguh, politisi berlatar belakang akademisi berprestasi, Tsai Ing Wen. Dibantu oleh rakyatnya yang memahami code of conduct bermasyarakat bila ingin menjadikan negaranya hebat dan terlepas dari ancaman China daratan yang selalu siap menerkam mereka. Etos hidup disiplin, giat bekerja, dan menempatkan kecerdasan manusia sebagai modal dasar pembangunan utama negaranya, merupakan budaya hidup rakyat di sana yang turut mengantar sukses Taiwan mengusir virus Corona realatif sangat cepat. Suatu pandangan hidup bangsa mereka yang ditanamkan oleh founding father mereka, Dr. Sun Yat Sen.
Hal yang serupa walau tak sepenuhnya sama, secara karakteristik disiplin dan code of conduct bermasyarakat dan bernegara, dimiliki oleh pemimpin dan rakyat di Vietnam. Bapak bangsa mereka, Paman Ho (Ho Chi Min), menanamkan etos kehidupan untuk bangsanya yang begitu luar biasa hebatnya. Terbukti tercatat oleh sejarah rakyat dengan peralatan perang terbatas sanggup membuat Amerika tunggang langgang menyerah saat perang atas invasi Amerika ke Vietnam dilawan rakyat setempat bermodalkan semangat yang dikobarkan oleh Paman Ho.
Vietnam adalah sebuah negara yang paham betul bagaimana dignity dan sovereignity harus ditempatkan di tempat yang tertinggi dalam kehidupan sehari-hari rakyatnya. Semangat kebersamaan membangun negara inilah salah satu kunci sukses yang membuat Vietnam ke luar sebagai salah satu pemenang melawan invasi pandemi virus Corona Covid-19. Pandangan hidup yang ditanamkan sebagai nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara oleh para pendiri Republik Vietnam inilah yang merupakan modal dasar rakyat Vietnam meraih sukses besar melawan arus pandemi Corona yang sangat ganas dan liar ini.
Jadi jelas bukan karena mereka mantan negara atau negara komunis. Lebih tepatnya, mereka menjalankan demokrasi terpimpin secara baik dan benar. Dipimpin oleh siapa? Seperti kata Bung Karno; dipimpin oleh cita-cita revolusi atau tujuan hidup bangsa dan negara-negara yang memilih Demokrasi Terpimpin sebagai pilihan. Hal yang oleh rezim Orde Baru dipelintir seolah Demokrasi Terpimpin adalah bentuk terselubung dari negara diktator-otoriter karena jalannya Demokrasi diarahkan untuk dipimpin langsung oleh hanya seorang Bung Karno sebagai presiden. Hal yang hingga sekarang tertanam dalam benak dan otak para penyelenggar negara di sisini, terutama kelompok militer.
Dengan mengadopsi demokrasi liberal di mana Amerika sebagai role model yang sangat dibanggakan selama ini, lewat penanganan serangan pandemi virus Corona Covid-19, kualitas penanganannya dan hasil yang dituai membuka mata kita dengan begitu gamblang. Rakyat menjadi susah diatur. Para pemimpin seperti kehilangan kompas mengarahkan ke mana kapal harus berlayar. Sehingga terjalan batu karang di laut lepas sering terserempet yang bisa mencelakakan kapal menabrak karang hingga luluh lantak.
Bila kapal dimaksud merupakan metafora dari kehidupan sosial-ekonomian bangsa dan ketahanan ekonomi rakyat menghadapi wabah pandemi Corona ini, maka arah dan kepemimpinan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita, menjadi pertanyaan yang cukup serius. Dalam hal ini, pilihan-pilihan kita sebagai bangsa dan negara merupakan faktor utama mengapa kita sebagai bangsa yang kaya raya tertinggal jauh dari Taiwan dan bahkan negara relatif baru, Vietnam.
Lewat gempuran virus Corona inilah mengantar kita untuk kembali mempertanyakan; apa pilihan kita yang selama ini kita lakukan sebagai kumpulan masyarakat, bangsa, dan negara sudah benar? Atau jangan-jangan karena pilihan kita yang keliru akibat gagal paham akan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditawarkan oleh para pendiri Republik yang menjadikan maraknya keterbelakangan kita belakangan ini? Sehingga selalu berkiblat ke Barat, khususnya Amerika, atau ekstrim lain, ke Timur, berhenti di Arab. Dan ketika Amerika ditempatkan sebagai Dewa, tak heran bila ‘Trumpisme’ jadi panutan! Gak ilmiah, absurd, dan sak karepe dewe, no manner!
Nah kembali pada pertanyaan di atas; kapan musibah badai Corona akan berlalu? Jawabannya ada pada pilihan etos hidup kita sebagai masyarakat, bangsa, dan negara. Mau ikut gaya ala Trump atau meneladani para pemimpin Asia yang terbukti sukses membawa rakyatnya kembali hidup tenang dan damai karena lebih cepat unggul menghabisi badai virus Corona Covid-19. Gaya liberal dan bahkan hyper liberal yang kita adopsi terbukti merupakan pintu gerbang lebar penyebaran virus Corona secara masif dan tak terkendali. Karena liar susah diatur dan ngeyel abadi semau gue karena tak teredukasi untuk saling bergotong royong hidup bersama dalam mengatasi berbagai tantangan hidup!
Jadi jawaban akan pertanyaan kapan badai Corona akan berlalu di awal tulisan ini adalah; sejauh mana Anda dan lingkungan Anda menerapkan pola hidup gotong royong dalam kebersamaan yang saling menjaga, memberi dan berbagi. Dan hal ini bukan sesuatu yang datang dari langit karena siang malam Anda berdoa. Tapi akan cepat diraih bila dilakukan lewat kerja keras dan doa khusuk meminta kepada-NYA agar badai Corona cepat berlalu. Itu saja!
*Dikutip sepenuhnya dari Watyutink.com.