Pilih Apa? Wisata Darat Atau Wisata Bawah Air
Wisata Bahari. Ini yang lagi digarap Kemenpar habis-habisan. Sebagian sudah sukses, sebagian lagi masih dalam perjalanan menuju sukses. Sebagian lainnya masih berupa rintisan. Tapi, intinya, wisata bahari di negeri ini, jika digarap baik, maka Indonesia akan menjadi perbincangan dunia.
Ingat, bulan depan, persisnya 11 Oktober-11 November 2017, di kawasan laut Banda, Maluku, sebulan penuh digelar acara asyik. Di daratan maupun di dalam laut. Di dalam laut Anda disuguhi terumbu karang yang mengagumkan, aneka warna dan populasi ikan mulai ikan tuna sampai hiu martil.
Sementara di darat Anda tinggal memilih panggung. Ada panggung tari, musik, teater, bazaar kerajinan tangan, kuliner, kelas penulisan, sampai dialog sejarah. Masihkah kurang? Kalau kurang bisa eksplor tanpa batas dengan panduan-panduan yang sudah disiapkan.
Oke? Bagi yang suka snorkling dan diving, jelaslah nama Banda pasti tak asing di telinga. Ada sekitar 30 titik penyelaman kelas dunia disana. Terumbu karangnya juga tak kalah indah dari Raja Ampat di Papua Barat. Populasi ikannya pun banyak. Dari tuna sampai hiu kepala martil.
Hem.. lantas bagaimana andai tak hobi menyelam? Takut hiu? Atau taku kedalaman. Santai saja, Anda bisa plesiran dengan sangat puas di daratan. Jangan khawatir, di Banda, wisata daratannya juga tak kalah keren dengan baharinya.
Pulau sumber rempah-rempah yang pernah jadi rebutan bangsa-bangsa di dunia ini juga banyak memiliki objek wisata di daratannya. Mau tahu? Ini dia: Tugu Kemerdekaan, Benteng Belgica, dan Lorong Benteng Nassau.
Selengkap itu? Ada apakah di Banda? Ternyata khusus Oktober sampai November nanti, Banda sudah menyiapkan even keren bertema besar: Peringatan 350 tahun and Perjanjian Breda.
"Sebelumnya, agenda tahunan di Banda ini, hanya berupa lomba perahu belang atau kora-kora race. Kali ini akan menggabungkan kembali kejayaan kepulauan Banda yang hampir terlupakan," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Ona Saimima, beberapa saat lalu.
Agenda penting yang juga sudah disiapkan dalam even itu, lanjut Ona, adalah Penandatanganan Prasasti Perdamaian di Pulau Rhun, Deklarasi Laut di Pulau Hatta, serta Peresmian Patung Empat Tokoh Nasional yang pernah diasingkan di Banda. Siapa itu? Ada Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Dr Cipto Mangunkusumo dan Iwa Koesoemasoemantri. Itu kata Ona. Ada juga kata Ona yang lain, yaitu persoalan krusial pada akses menuju lokasi even. “Tapi, solusi soal ini sudah ada,” tegas Ona.
Ketersediaan transportasi dan akomodasi bagi para pengunjung dioptimalkan dengan berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan transportasi. Maklumlah, bidikan target wisatawannya tidak sedikit. Tahun ini targetnya 1.500 wisatawan dari dalam dan luar negeri untuk dirayu agar membajiri datang ke acara ini.
"Oi... kita sudah berkoordinasi dengan PT Pelni, penyedia kapal penyeberangan dan maskapai perintis untuk menambah frekuensi pelayaran dan penerbangan dari Ambon ke Banda Neira. Begitu juha sebaliknya," ungkap Ona lagi.
Solusi lain jika berangkat dari Jakarta, pesawat mendarat dulu di Kota Ambon. Setelah itu, wisatawan bisa naik taksi menuju Pelabuhan Tulehu. Nah, di sekitar pelabuhan itu ada air panas. Bisa mandi-mandi sebentar atau menghangatkan badan dengan air panas alam itu, kemudian berlayar lagi dengan kapal cepat selama enam jam ke Pelabuhan Bandaneira. Ini justru perjalanan yang mengasyikkan.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata kita, mengangkat dua jempol untuk Banda ini. Apalagi tahun ini acara Pesta Rakyat Banda digarap lebih serius lagi. "Event baharinya harus semakin keren. Semua menghibur, dengan alam laut yang menarik," kata Menpar Arief Yahya.
Menurut Menteri Pariwisata ini, Maluku punya banyak keistimewaan. Apabila ditambah even-even bagus, impact-nya pasti luar biasa. Banda yang berada di Maluku sudah dikenal oleh pecinta wisata bahari seluruh dunia. Karenanya seluruh even harus didesain kreatif dengan nuansa pariwisata yang kuat. Begitu juga yang suka seni dan budaya, wajiblah datang kesini. (*/widikamidi)