Pilgub Jatim, Prof Muzaki : Dawuh Kiai Sepuh Harus Didengar, Kader NU jangan Saling Menjatuhkan
Surabaya : Sekretaris PWNU Jawa Timur Prof Dr Ahmad Muzaki minta seluruh kader NU bisa memanfaatkan posisinya demi kemajuan bangsa. Kader potensial NU yang kini duduk di jabatan strategis bangsa juga diminta berbagi peran dan tidak saling berebut jabatan.
Pernyataan ini disampaikan Prof Muzaki menanggapi pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang meminta warga NU dan seluruh kadernya untuk bersatu khususnya menghadapi proses pemilihan gubernur di Jawa Timur.
"Cak Imin sedang ingin berbicara di internal keluarga sendiri yakni NU. Coba lihat bagaimana sinergi NU jika bersatu dan ini yang harus dijaga," kata Prof Muzaki, Senin (10/7/2017).
Menurut dia, jika bicara NU maka di situ ada kepentingan bangsa karena peran dan kontribusi NU yang cukup besar. Apalagi jika dikaitkan dengan Jawa Timur, maka apapun yang terjadi pasti akan berimbas pada NU.
"NU tidak bisa dilepaskan dari Jatim, kalau Jatim terganggu maka kepentingan sebagian Indonesia khususnya Indonesia timur juga terganggu," kata dia.
Sebagai organisasi besar, NU selama ini juga memiliki banyak kader yang cukup baik. Para kader ini diharapkan bisa terdistribusi dengan baik pada kepemimpinan di berbagai tingkatan.
Jangan sampai di tingkat tertentu terjadi perebutan kekuasaan antar kader. Padahal banyak peran yang bisa ditempati para kader NU. "NU memiliki SDM yang harus teredistribusi dengan baik ke semua lini," ujarnya.
Distribusi kader, sangat penting disamping juga persatuan para kader harus dilakukan. Karenannya, khusus menghadapi proses pemilihan gubernur di Jawa Timur, Prof Muzaki berharap seluruh kader NU bisa bersatu.
"Dawuh Kiai Sepuh yang sudah bersatu menjatuhkan pilihan (dalam Pilgub Jatim) harus didengar. Ini kearifan lokal bagi NU dan bentuk ketakdziman bagi para santri dan bagi kader terbaik NU," kata dia.
Prof Muzaki sadar jika politik di Jawa Timur sangatlah penting sehingga akan banyak benturan antar kader. Karenanya, PWNU juga berkepentingan untuk menjaga keutuhan NU agar para kader dan santri terbaiknya tidak saling berhadap-hadapan.(wah)