PDIP Jatim Tak Bergantung Jokowi Effect
Meski memasang target tinggi dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Timur mengaku tak bergantung dengan kepopuleran kadernya yang sedang menjabat sebagai presiden, yakni Joko Widodo.
Ketua DPD PDIP Jatim, Kusnadi mengatakan, PDIP kini tengah dalam proses pencapresan Jokowi, pihaknya pun tak mau berandai-andai munculnya Jokowi Effect.
"Ada atau tidak ada Jokowi Effect kita tidak bisa kemudian berharap, tapi yang harus kita lakukan adalah bekerja," ujar Kusnadi, saat menyerahkan berkas pendaftaran bacaleg di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim, di Tenggilis, Surabaya, Selasa, 17 Juli 2018, malam.
Bagaimanapun, kata Kusnadi, Jokowi Effect itu bisa saja berdampak positif, namun bisa juga malah negatif. Ia percaya bahwa bukan hanya ada Jokowi Effect, tapi juga ada PDIP Effect.
"PDIP Effect juga bisa mempengaruhi Jokowi, jadi ini tidak hanya satu sisi, tapi kedua-duanya juga bisa mempengaruhi," kata dia.
Oleh karena itu, sekali lagi, Kusnadi mengingatkan pihaknya tidak berandai-andai, ia meminta semua tetap bekerja dan mendekatkan kepada konstituen.
"Kita tidak bergantung. Iya kalau ada Jokowi Effect itu ada, kalau tidak ada kan tenggelam kita. Alhamdulillah kalau ada, kalau tidak ada kita juga akan mendapatkan apa yang sudah kita targetkan, kita harus tetap bekerja, bekerja, dan bekerja," ujarnya.
Soal target, partai nomor urut 3 ini mematok angka yang cukup signifikan, yakni sekitar 20 persen. Tapi, kata Kusnadi, perolehan itu masih angka minimal.
"Karena sekarang ini berdasarkan perundang-undangan, kursi DPRD Jatim menjadi 120, ya kita minimal dapat 24. Kita akan berusaha untuk itu sampai di atas angka 20 persen itu," ujar dia.
Target itu bukanlah tanpa alasan, sebab menurut Kusnadi, pada pemilu legislatif sebelumnya PDIP telah mendapatkan sekitar 19 persen. Karena itu, kata Kusnadi, pada pileg kali ini PDIP menginginkan peningkatan sekitar dua persen.
"Kita berharap juga ada peningkatan dua sampai tiga persen, maka kita akan mencapai 22 persen," pungkas Kusnadi. (frd)