Pilar Ekonomi Abad Kedua Diperkuat, Ini Strategi Muhammadiyah
Kemandian organisasi diukur dari kemampuan mengembangkan bidang ekonomi keumatan. Demikian ditunjukkan Muhammadiyah pada abad kedua, yang diharapkan memiliki corak baru, khususnya dalam pengembangan pilar ekonomi umat.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas menegaskan hal itu pada acara Muhammadiyah Microfinance Summit II 2022 di Batu, Jawa Timur.
Anwar Abbas menyebut dari 11 elite strategis yang ada di Indonesia hanya satu elite yang belum dikuasai oleh umat Islam, yakni elite strategis ekonomi-bisnis. Saat ini jumlah umat Islam Indonesia 86,8 persen, sebagai mayoritas tapi dalam elite strategis ekonomi umat Islam menjadi minoritas.
“Kita bulatkan sajalah 90 persen, yang mengenaskan kita itu, kita 90 persen tapi yang merepresentasikan kita di 10 orang terkaya hanya satu orang, di 20 orang kaya hanya 2 orang, dari 50 orang kita hanya 3 orang. Itu kan menyedihkan,” ungkap Abbas, dalam keterngan Jumat 24 Juni 2022.
Berkaca dari data-data tersebut, Muhammadiyah pada abad kedua ini ingin berusaha merubah nasib umat Islam dalam pilar ekonomi. Penguatan pilar ekonomi umat Islam, kata Abbas, agar umat Islam khususnya yang di Indonesia tidak menjadi bulan-bulanan para kelompok capital atau pengusaha besar.
Corak Gerakan Ekonomi Keumatan
Melalui penguatan warna atau corak gerakan pilar ekonomi, diharapkan umat Islam di Indonesia akan menjadi penentu arah jalan bangsa dan negara. Di masa politik transaksional, imbuhnya, para pemilik capital atau pengusaha-pengusaha besarlah yang menjadi penentu arah bangsa dan negara.
Menurutnya, ongkos politik yang mahal menjadikan dunia politik Indonesia dengan mudah disetir oleh kelompok kapital, dan mereka seringkali tidak memihak pada keadilan yang merata. Kenyataan pahit ini harus ditanggung oleh bangsa Indonesia, mereka mungkin hanya diberi janji manis.
“Kesadaran inilah yang mengemuka ketika kita muktamar terakhir di Ujung Pandang. Oleh karena itu kita dengan tekad memancangkan azam untuk juga masuk ke dalam dunia ekonomi dan bisnis,” ujarnya.
Namun demikian, setelah melakoni tekad itu beberapa waktu, menurut Abbas, memajukan ekonomi warga Muhammadiyah tidak mudah. Dalam pengamatannya, masalah atau kendala terbesar yang mesti dituntaskan adalah pada mental. Di mana umat Islam keseluruhan masih bermental pekerja, alih-alih bermental pengusaha.
Advertisement