Pikiran dan Hati Terbentang, Menuju Kemajuan Islam
Dalam "Simposium Khazanah Pemikiran Santri dan Kajian Pesantren ۜ", di Hotel Santika Premiere, ICE, BSD, Tangerang, 13.10.21, KH Husein Muhammad bersama KH Ulil Abshar Abdalla, diminta bicara soal "Transformasi Kultur Akademik dan Budaya Pesantren". Usai bicara seorang peserta bertanya bagaimana kita sekarang agar bisa maju?
KH Husein Muhammad menjawab : "Kita harus membentangkan dada dan kepala kita untuk merespon pikiran yang benar dan baik, serta ilmu pengetahuan yang bermanfaat dari siapapun dan dari manapun. Segala hal yang benar, baik dan bermanfaat berasal dari Tuhan. Ia adalah hikmah".
Al Quran menyatakan
يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.
Al-Kindi (w. 873 M), seorang filsuf muslim awal terkemuka, mengatakan :
ينبغِى لَنَا اَنْ لَا نَسْتَحْيِى مِنْ اِسْتِحْسَانِ الْحَقِّ وَاقْتِنَاءِ الْحَقِّ مِنْ اَيْنَ اَتَى وَإِنْ أَتى مِنَ الْاَجْنَاسِ الْقَاصِيَةِ عَنَّا وَالْاُمَمِ الْمُبَايِنَةِ لَنَا
“Seyogyanya kita tidak merasa malu menerima dan menjaga suatu kebenaran dari manapun ia berasal, meski dari bangsa-bangsa yang jauh dan berbeda dari kita”.
Ibnu Rusyd, filsuf, dokter dan ahli hukum juga mengatakan :
فما كان منها موافقا للحق قبلنا منهم وسررنا به وشكرناهم عليه. وما كان منها غير موافق للحق نبهنا عليه وحذّرنا منه وعذرناهم.
“Jika kita menemukan kebenaran dari mereka yang berbeda (agama) dari kita, semestinya kita menerima dengan gembira dan menghargainya. Tetapi, jika kita menemukan kesalahan dari mereka, kita patut mengingatkan, berhati-hati dan menerima maafnya”.
Menanamkan Hikmah
Lalu apakah makna Hikmah?
Ibnu Manzhur, penyusun kamus terkenal: “Lisan al-‘Arab”, mendefinisikan Hikmah sebagai “Ma’rifah Afdhal al-Asy-ya bi Afdhal al-‘Ulum” (mengenali hal-hal paling utama dengan pengetahuan paling utama). Orang kemudian mengidentikkan Hikmah sebagai filsafat atau pengetahuan filosofis.
Dalam bahasa Indonesia kata hikmah sering disebut/diterjemakan sebagai “kebijaksanaan”. Orang yang memiliki kebijaksanaan disebut “al-Hakim” (orang yang bijaksana). Kata ini sering juga diterjemahkan sebagai “filsuf”. Dalam dunia Islam, kata al-Hakim, digunakan juga untuk menyebut sang sufi.
Demikian semoga bermanfaat. Amin.
Advertisement