Pihak Kampus Klaim Damai, Proses di Kepolisian Tetap Berlanjut
Tiga mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya diduga menjadi korban pengeroyokan oleh panitia Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) tahun 2022.
Kejadian tersebut terjadi pada Kamis, 1 September 2022. Menanggapi kejadian tersebut, pihak UINSA mengklaim bahwa permasalahan antara mahasiswa sudah selesai dan berujung damai.
"Sudah selesai kok, sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Difasilitasi oleh Dekanat dan Rektorat," kata Humas UINSA, Ahmad Firdaus, Sabtu, 3 September 2022.
Terkait laporan ke polisi, pihaknya belum bisa memastikan apakah laporan sudah dicabut apa belum, karena pihaknya belum mendapatkan informasi secara pasti.
"Tapi Insya Allah sudah selesai, diselesaikan secara kekeluargaan. Dan masing-masing pihak bisa menahan diri dan selesai," ungkap Firdaus.
Saat ditanya mengenai sanksi yang diberikan pada panitia PBAK. Firdaus mengungkapkan, tidak ada sanksi yang diberikan, karena sudah dilakukan mediasi dan berdamai.
"Kami mediasi, kami pertemukan, diajak omong baik-baik sudah selesai. Saling memaafkan. Itu kan kesalahpahaman saja,"imbuhnya.
Sementara, Kanitreskrim Polsek Wonocolo Risty Tanto mengatakan, sampai sejauh ini belum ada pencabutan laporan yang dilakukan oleh pelapor.
"Belum tahu, belum ada pencabutan. Tapi tidak tahu lagi kalau melakukan mediasi di kampus. Intinya dari kami belum ada pencabutan soal laporan itu," kata Risty saat dihubungi.
Pihaknya pun membenarkan bahwa ada laporan terkait kejadian dugaan pengeroyokan antar mahasiswa di kampus UINSA.
"Jadi, ada mahasiswa kerek bendera, terus ditanyai temannya, tiba-tiba dikeroyok," tambahnya.
Menurutnya, ketiga pelapor sudah melakukan visum, tetapi baru ada satu korban yang memberikan keterangan.
"Hingga saat ini baru ada satu pelapor yang diperiksa. Pelapor tiga orang sudah melakukan visum. Untuk sepintas korban mengalami luka pada bagian kepala," tandasnya.