Picu Kontroversi, Korut Uji Coba Rudal di Dekat Perairan Jepang
Korea Utara kembali memicu kontroversi dengan menembakkan dua proyektil ke arah laut di sisi timur yang berdekatan dengan perairan Jepang. Hal itu diungkapkan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Seperti dikutip dari AS, penjaga pantai Jepang juga mengatakan, senjata itu tampaknya dua buah rudal dan mendarat di luar perairannya.
Langkah provokatif itu dilakukan ketika pembicaraan nuklir antara AS dan Korea Utara menemui jalan buntu. Hal ini diketahui setelah Minggu, 27 Oktober 2019 lalu Korea Utara mengakui tidak ada kemajuan dalam negosiasi dengan AS.
Presiden Korea Utara, Kim Jong Un menetapkan batas waktu hingga akhir tahun ini untuk perundingan denuklirisasi. Sementara itu, pejabat tinggi Korea Utara Kim Yong Chol memperingatkan AS, bahwa mereka keliru jika mengabaikan tenggat waktu yang mereka tetapkan.
Karena Korut sendiri menguji sejumlah desain rudal baru tahun ini. Awal bulan Oktober ini saja, Korea Utara mengaku telah berhasil melakukan uji coba penembakan rudal balistik baru yang diluncurkan dari kapal selamnya.
Rudal balistik ini dibuat sebagai antisipasi sekaligus alat pertahanan mereka dari serangan Korea Selatan. Mereka menegaskan, bahwa rudal itu diperlukan untuk bertahan melawan pesawat tempur dan senjata baru Korea Selatan, termasuk jet tempur Siluman F-35.
Negara yang terisolasi itu juga menuduh AS dan Korea Selatan melanjutkan kebijakan bermusuhan, termasuk latihan militer bersama.
Para pejabat AS menyangkal latihan yang mereka lakukan bersama Korsel baru-baru ini. Mereka mengatakan, rudal yang mereka uji cobakan adalah rudal jarak pendek.
Seperti diketahui, pada Februari 2019 lalu, KTT di Vietnam mempertemukan antara Presiden AS Donald Trump dan Kim. Namun dari KTT tersebut tidak ada kesepakatan apa pun yang dicapai kedua belah pihak.
Pertemuan itu deadlock setelah Trump menolak tuntutan Korea Utara untuk membebaskan sanksi berat (embargo) bagi negara mereka. Pertemuan ini merupakan yang ketiga setelah KTT bersejarah pertama mereka di Singapura pada 2018 dan pertemuan kedua pemimpin negara itu bulan Juni 2019 di zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea (Korut dan Korsel).
Selain peluncuran rudal yang mereka lakukan pada Kamis 31 Oktober 2019 pagi, seperti dilaporkan kantor berita Korea Selatan, Yonhap, sumber militer yang tidak bersedia disebutkan identitasnya mengatakan bahwa alat peluncur (TEL) yang digunakan untuk menembakkan rudal, telah terdeteksi di Korea Utara.
Ketegangan antara ketiga pihak ini tampaknya masih akan berlanjut hingga akhir tahun ini, mengingat tidak ada solusi atas sejumlah masalah di antara mereka.
Advertisement