Piala Soeratin Jatim Diharap Jadi Lumbung Bibit Berkualitas
Keseriusan federasi menangani kompetisi kelompok umur tampaknya tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Sebab, dengan pembinaan berjenjang ditunjang tingkat persaingan yang ketat, bakat-bakat hebat akan lahir. Mereka pula yang akan menentukan masa depan sepak bola sebuah negara.
Di Indonesia, keharusan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab PSSI Pusat selaku induk organisasi sepak bola, tapi juga Asprov dan Askot/Askab sebagai kepanjangan tangan federasi di daerah.
Kaitannya dengan pembinaan, Asprov PSSI Jawa Timur boleh menepuk dada. Pasalnya, kompetisi kelompok umur di Jatim bergulir rutin dengan kadar rivalitas yang cukup bagus. Bahkan menyitir dari pernyataan Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, Jatim adalah salah satu yang terbaik di Indonesia.
"Bukan hanya kompetisinya saja, tapi juga pengelolaan organisasi serta kemampuan administrasinya. Jatim adalah yang tercepat mengadaptasi sistem administrasi berbasis digital seperti sekarang," tutur Tisha saat berkunjung ke Jatim beberapa waktu lalu.
Benar saja, di tahun ini Asprov PSSI Jatim telah menyelesaikan semua agenda kompetisi. Baik di level amatir layaknya Liga 3, Piala Soeratin Liga Remaja U-17, Liga Remaja U-15, dan Liga Remaja U-13.
Tuntasnya seluruh agenda kompetisi PSSI Jatim sendiri ditandai dengan selesainya final U-15 dan U-13 pada Senin 12 November 2018, di Stadion Soeprijadi, Blitar dengan PSBK Peta tampil sebagai juara setelah menghajar Prabu Beji Tulungagung 5-1. Sementara mahkota Liga Remaja U-13 digenggam Persebaya usai menang tipis 1-0 atas PSBK Peta.
Ketua Umum PSSI Jatim, Ahmad Riyadh sendiri bersyukur telah menyelesaikan semua agenda kompetisi yang sangat panjang ini.
Hanya saja, dengan berakhirnya seluruh jenjang kompetisi ini, bukan berarti tanggung jawab terhadap pembinaan yang dilakukan Asprov PSSI Jatim selesai. Pasalnya, di tahun depan pembinaan serta pembibitan sepak bola di Jatim harus lebih baik.
"Kompetisi seperti ini sangat penting untuk memberikan wadah bagi pemula. Lewat kompetisi pula, mereka akan terbiasa berkompetisi, sehingga muncul bibit-bibit pesepak bola andal dengan mental tanding yang kuat," ujar Riyadh.
Orang nonmor satu di PSSI Jatim ini berjanji, ke depan pengelolaan kompetisi serta pembinaan akan dilakukan dengan lebih profesional dan melibatkan lebih banyak pelaku profesional pula. Selain demi memajukan sepak bola di Jatim, ia berharap, output dari kompetisi juga lebih berkualitas.
"Ke depan akan ada Piala Soeratin U17, kami harap tahun depan bisa lebih profesional, mulai dari lapangan, pelatih, tim, wasit yang terlibat mempunyai sertifikat yang sesuai dengan standar yang ditentukan PSSI Pusat," kata pria yang juga berprofesi sebagai pengacara ini.
Riyadh berharap, dari kompetisi usia muda ini, banyak pemain belia bertalenta yang nantinya akan menjadi tulang punggung skuat sepak bola Jatim di Pekan Olahraga Nasional (PON) mendatang, atau Timnas beberapa tahun ke depan.
"Kami berharap prestasi ini bisa dipertahankan. Sehingga di PON nanti, Jatim sudah tidak kesulitan mencari bibit-bibit unggul karena sudah tersedia. Saya yakin, dari kompetisi ini nanti muncul pemain-pemain yang akan memperkuat Timnas di masa mendatang," ucapnya. (hrs/Nas)