Piala Dunia U-17, Aksi PSSI Wujudkan Transformasi
Piala Dunia U-17 2023 benar-benar memberikan warna baru bagi wajah sepak bola Indonesia di kancah dunia. Prestasi memang tak sesuai dengan harapan, namun sepak bola Indonesia punya harapan lebih baik ke depan.
Pentas dunia memang tak seperti pentas kompetisi lokal, standar yang tinggi memaksa PSSI dan seluruh pecinta sepak bola di Indonesia harus menerima apa yang menjadi ketentuan FIFA.
Indonesia memiliki asa yang lebih baik pasca kejadian Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 korban jiwa. Pertandingan level dunia itu mengajarkan bagaimana sebuah pertandingan sepak bola adalah hiburan yang ramah bagi seluruh gender dan usia mulai anak-anak hingga para orang dewasa.
Turnamen ini benar-benar memberi pelajaran baru, bagaimana mengendalikan massa suporter untuk datang ke stadion menggunakan kendaraan umum. Di mana, penonton tak bertiket dilarang naik ke transportasi yang disediakan. Sehingga, dapat dijamin penonton dalam stadion adalah penonton bertiket.
Pemeriksaan tak berhenti saat naik kendaraan saja, pengamanan ketat dilakukan saat memasuki area stadion. Aparat keamanan yang biasanya hanya melakukan skiring penonton sekali saat liga, di Piala Dunia ini ada tiga skiring di stadion mulai dua kali pemeriksaan barang bawaan, kemudian pemeriksaan tiket.
Dengan pemeriksaan yang ketat, barang-barang berbahaya dan dilarang masuk stadion dapat diamankan oleh petugas. Sehingga, area stadion benar-benar aman.
FIFA membuat standar yang tidak sembarang, fasilitas stadion pun dibuat senyaman mungkin bagi pemain dan penonton yang hadir.
Antusiasme Penonton Tinggi
Benar saja banyak orang tua yang begitu antusias mengajak anak-anaknya untuk dapat menyaksikan event dunia meski selevel anak usia 17 tahun. Raut wajah gembira pun terpancar melihat aksi-aksi pesepakbola di lapangan.
"Ini pertama kali nonton Piala Dunia, ingin tahu gimana sih Piala Dunia. Ternyata seru, anak-anak juga senang," ungkap Roni Hermawan salah satu warga asal Sidoarjo.
Ia mengaku, gelaran Piala Dunia U-17 ini memberikan kesan yang luar biasa. Ia merasa ada perasaan yang berbeda ketika nonton pertandingan Liga 1 dengan Piala Dunia. "Pas datang saja rasanya beda, seperti bukan di Indonesia," ungkapnya.3
Roni mengaku untuk bisa datang ke stadion cukup mudah karena tiket dibeli secara online, kemudian perjalanan sudah menggunakan transportasi umum yang disediakan Pemerintah Kota Surabaya.
Hanya saja, terkait kepulangan ia merasa perlu dibenahi karena trasnportasi umum menjadi rebutan banyak orang ketika keluar stadion bersamaan. "Semoga yang sudah ada di Piala Dunia bisa dilakukan di Liga," pungkasnya.
Dampak Ekonomi
Tingginya animo masyarakat akan event ini mendongkrak sektor ekonomi. Salah satunya adalah perhotelan yang mencatat ada peningkatan pada saat gelaran Piala Dunia.
Puguh Sugeng Sutrisno selaku Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Kota Surabaya menyebut rata-rata tingkat okupansi hotel meningkat 5 sampai 10 persen.
“Event Piala Dunia U-17 untuk Surabaya sendiri meski belum sesuai ekspektasi kami tapi Alhamdulillah ada kenaikan meski hanya 5-10 persen" kata Puguh.
Ia mengaku, tingkat okupansi mencapai target 95 persen pada saat pembukaan. "Untuk pembukaan memang sangat tinggi mencapai 95 persen karena ada banyak tokoh-tokoh nasional yang datang pada saat pembukaan," ujarnya.
Sarana Belajar
Berbagai standar luar biasa diterapkan FIFA benar-benar menjadi pelajaran berarti bagi seluruh stakeholder sepak bola Indonesia. Mulai PSSI, Pemerintah, aparat keamanan, pelaku ekonomi, hingga masyarakat.
Utamanya bagi PSSI bagaimana menyelenggarakan pertandingan yang aman dan nyaman bagi penonton.
FIFA mencontohkan bagaimana pengaturan tempat duduk saja harus single seat agar penonton bisa menyaksikan dengan nyaman. Kemudian, penonton harus menempati tempat duduk yang telah di tetapkan.
Salah satu contoh, terkait pengaturan tempat duduk VVIP sudah jelas ada dalam aturan FIFA siapa yang menduduki. Tapi, tanpa diduga Presiden Joko Widodo saat pembukaan membawa cucunya Jan Ethes yang tidak ada dalam daftar nama kursi. Sehingga, Ibu Negara Iriana Jokowi harus mengalah pindah ke tempat dibawahnya.
"Kalau kita melihat bagaimana FIFA menjalankan pertandingan luar biasa zero toleransinya. Penghormatan pada aturan itu ada. Jadi bagaimana skema penyelenggaraan ini yang akan kami adopsi," ujar Ahmad Riyadh UB selaku Anggota Komite Eksekutif PSSI.
Riyadh mengaku, memang tidak mudah karena pasti ada pro kontra dari masyarakat apabila diterapkan semua. Namun, pihaknya akan berupaya melakukan langkah konkret sedikit memaksa agar sepak bola bisa lebih baik. "Kalau tidak dipaksa ya akan sulit. Jadi ini perlu dilakukan sedikit memaksa," ungkapnya.
Penyelenggaraan yang baik tersebut pun menjadi berkah bagi kepolisian selaku penanggung jawab terkait keamanan. Pasca dihantam Tragedi Kanjuruhan, aparat keamanan berbenah dengan melakukan skema pengamanan lebih humanis dan ramah anak.
“Terkait pengamanan, kami terapkan metode terbuka dan tertutup. Dengan menerapkan child friendly atau (pendekatan) ramah anak. Kami siapkan di ring tiga, tidak kami tampilkan di depan,” ujar Karo Ops Polda Jatim, Kombes Pol Puji Santosa.
Tak hanya itu, pihaknya juga sudah melatih 350 anggota untuk dijadikan sebagai steward di dalam lapangan guna melakukan pengamanan di dalam tribun dan melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Selain pada penonton, pengamanan ekstra juga diberikan kepada kontestan. Pengamanan dilakukan di hotel menginap tim, pengawalan lalu lintas tim ke tempat latihan, stadion, hotel hingga bandara, maupun perjalanan darat.
Puji juga mengapresiasi dukungan dari Pemkot Surabaya yang membantu penyediaan shuttle bus untuk mobilisasi penonton. Sehingga, penonton yang datang tidak perlu bermacet-macetan, dan terskrining hanya bagi penonton bertiket.
Keberhasilan itu membuat pihaknya akan mengadopsi dan merekomendasi PSSI untuk juga mengadopsi sistem serupa pengamanan kompetisi sepak bola.
"Konsep model FIFA ini bisa kami adopsi. Tinggal respon PSSI maupun LIB. Dengan sistem ini penonton lebih tenang, tidak khawatir kalau membawa anak untuk menyaksikan pertandingan," pungkasnya.